BOGOR-RADAR BOGOR, Komite Pemilihan Kongres Luar Biasa (KP KLB) ah menetapkan bakal calon ketua, wakil ketua dan exco PSSI Askot Bogor untuk periode 2023-2027.
Berdasarkan surat keputusan (SK) Nomor 014/SKEP/KP-KBP.AKB/VIII/2023, untuk balon ketua hanya menetapkan satu orang. Sedangkan untuk balon wakil ketua satu orang, dan exco sebanyak enam orang.
Ketua KP PSSI Askot Bogor, Barda Hudaya mengatakan, untuk balon ketua Rahmat Hidayat dinyatakan lolos verifikasi, karena memenuhi syarat pencalonan. Yakni didukung minim empat voters atau klub anggota PSSI Askot Bogor. Dari 11 klub internal, Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi (Kadiskominfo) Kota Bogor itu didukung tujuh voters. Sedangkan Dodi Irwan Suparno tidak lolos verifikasi karena hanya didukung tiga voters saja. ’’Karena hal itu, maka hanya satu balon saja yang lolos verifikasi ,’’ujarnya, Kamis (24/8).
Baca Juga : Kadiskominfo Nyalon Ketua Askot Bogor, Bawa Pengalaman Dari Depok
Namun, sambungnya, baik Rahmat maupun Dodi mengantongi dukungan dari klub yang sama. Hal ini membuat KP memutuskan mencoret voter tersebut. Tidak sah karea satu voter hanya bisa mendukung satu balon saja. ’’Sehingga total klub yang tercatat bakal memilih pada KLB (Kongres Luar Biasa) hanya sepuluh tim saja, ’’ imbuh Barda.
Hal ini yang kemudian membuat Dodi tidak bisa maju dalam KLB PSSI Askot Bogor, yang akan berlangsung pada 2 September mendatang.
Ditemui secara terpisah, Dodi mengaku telah mengajukan banding terkait hasil verifikasi KP PSSI Askot Bogor. Ia menduga terjadi unsur kesengajaan karena ada voter memilih dua balon yang sama.
’’Saya sudah melayangkan banding karena ada masalah dalam proses verifikasi. Kenapa bisa lolos satu voter mendukung dua balon ketua,’’ tanyanya.
’’Pada 10 Agustus saya menyerahkan berkas pendaftaran, kemudian hingga 22 Agustus dilakukan verifikasi. Hasilnya saya tidak lolos.’’
CEO Pakuan City FC ini menyebut ada tiga hal yang dipertanyakan di Komisi Banding (KB) PSSI Askot Bogor. Pertama, ada dugaan ketidaktransparansian penilaian dari KP sehingga dinyatakan tidak lolos verifikasi.
Kedua, mempertanyakan klub manakah yang mendukung dua balon. ’’Siapa voternya, saya ingin bukti otentik terkait adanya dua dukungan dari satu klub yang sama,’’ tegasnya.
’’Dan terakhir mempertanyakan tentang mekanisme dari KP yang melakukan pengabsahan surat (dukungan) tersebut,’’ tambah pria yang berprofesi sebagai dokter hewan itu.
Adapun tujuan Dodi menggugat hasil keputusan KP kepada KB karena hal ini baru pertama kali terjadi dalam KLB PSSI Askot Bogor. ’’Menjadi dinamika baru supaya lebih baik. Kita sama-sama belajar untuk mengetahui bagaimana mekanisme dalam banding,’’ tukasnya. (rur)
Editor : Ruri Ariatullah