25 radar bogor

KLHK Klaim Pembakaran Sampah Berkontribusi pada Polusi Udara di Jakarta

Sejumlah massa yang tergabung dalam Koalisi Ibu Kota menggelar aksi damai terkait buruknya polusi udara Jakarta di depan Balaikota DKI Jakarta, Rabu (16/8/2023). (DERY RIDWANSAH/JAWA POS)

BOGOR-RADAR BOGOR, Udara di DKI Jakarta masih terkontaminasi. Polusi udara di langit ibu kota disebut dipicu oleh beberapa faktor.

Mulai dari volume kendaraan bermotor dan kehadiran pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan bahan bakar batu bara. Terbaru, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut kontributor lain atas polusi udara di Jakarta adalah pembakaran sampah.

Baca Juga: Bantu Warga Bogor dari Polusi, Rayendra Center Bagikan 1000 Masker

Pembakaran itu baik untuk kategori sampah alami dan sampah nonalami. Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK Luckmi Purwandari mengungkapkan, faktor alami berupa musim, arah dan kecepatan angin, hingga lanskap kota Jakarta sulit untuk dikendalikan.

Namun, memang terdapat faktor tak alami yang berasal dari aktivitas manusia, seperti sektor transportasi, industri, kegiatan rumah tangga hingga pembakaran sampah.

“Berdasarkan inventarisasi emisi dari berbagai riset beberapa tahun terakhir, pembuangan emisi dari sektor transportasi memang menjadi penyebab utama polusi di Jakarta, disusul industri,” kata Luckmi Purwandari dalam keterangannya dikutip Jawa Pos, Rabu (23/8).

Luckmi mengungkapkan, polusi udara yang terjadi di Jakarta bukan bersumber dari pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU berbahan bakar batu bara. Dia menegaskan, citra satelit yang menggambarkan sumber polusi udara dari PLTU adalah hoaks.

Selama tiga bulan terakhir, sejumlah riset menyatakan setiap periode Juni-Agustus atau saat musim kemarau angin muson timur bertiup, risiko kualitas udara yang buruk lebih tinggi dari periode lain.

Berdasarkan data indeks standar pencemaran udara (ISPU) KLHK, sejak 2018 hingga 2023 menunjukkan rata-rata kualitas udara di Jakarta tidak sehat terutama pertengahan tahun.

“Ada pihak yang ingin mengambil keuntungan di tengah isu polusi udara yang saat ini sedang menyelimuti Jakarta,” tegasnya.

Sementara itu, pakar kebijakan publik Trubus Rahardiansyah mengatakan, masalah pembakaran sampah menjadi salah satu penyebab polusi udara di Jakarta. Karena itu, ia meminta Pemprov DKI Jakarta serius mencegah aktivitas pembakaran sampah ini.

“Pembakaran sampah juga berkontribusi polusi, sayang enggak ada penanganan juga ke tingkat RT-RW, karena di kampung-kampung,” ucap Trubus.

Trubus pun meminta Pemprov DKI dan Pemda di sekitarnya mengedukasi masyarakat agar tak melakukan pembakaran sampah. Selain itu, pengelola tempat pembuangan sampah juga harus dilarang membakar sampah.

Baca Juga: Tekan Polusi, 50 Persen ASN DKI Jakarta Mulai Hari Ini Bekerja dari Rumah

“Sampah kebanyakan dibakar, musim kering dibakar, musim hujan didiamkan. Edukasi ke masyarakat dari Pemprov DKI terkait bahaya pembakaran sampah,” ujarnya.

Di sisi lain, Trubus mendorong Pemda DKI Jakarta menerapkan uji emisi untuk mencegah polusi udara. Menurutnya, pelaksanaan uji emisi belum dilakukan secara serius, padahal sudah ada aturan hukumnya.

“Uji emisi terapkan di Jakarta, termasuk daerah-daerah penyangga. Butuh keberanian mengatasi masalah polusi ini,” pungkasnya.(*/jpg)

Editor: Imam Rahmanto