radar bogor

Mahasiswi IPB yang Meninggal Menderita Luka Bakar 67 Persen

Ilustrasi laboratorium. (Pexels)

BOGOR-RADAR BOGOR, Pihak Kampus IPB University akhirnya membeberkan kronologi tewasnya Mahasiswi Program Pascasarjana S2 Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan IPB karena terbakar di laboratorium ketika melakukan penelitian.

Kepala Biro Komunikasi IPB Yatri Indah Kusumastuti, menjelaskan, pada Jumat (18/8) sore korban, Laila Atika Sari (26) tengah melaksanakan penelitian analisis lemak bahan pakan dengan metode soxlet untuk tesisnya di laboratorium. Tak sendirian, korban tergabung dalam sebuah tim bersama dua rekannya.

Baca Juga: Mahasiswa IPB yang Terbakar di Lab, Ternyata Wisudawan Terbaik

Menurutnya, tim tersebut sudah biasa melakukan penelitian di laboratorium itu berulang kali sehingga sudah familiar dengan lingkungan laboratorium. Mereka juga melakukan penelitian dengan izin.

Yatri menyebut pada awalnya korban dan teman-temannya sudah bekerja sesuai dengan prosedur dan terdapat orang yang mendampingi korban di laboratorium.

“Tapi ketika hampir selesai yang berangkutan dan teman-temannya merencanakan untuk pulang cepat, sehingga (mereka) berbagi tugas untuk beres-beres. Ketika yang lain beres-beres di ruang lain, ternyata terjadilah kecelakaan ini,” ujar Yatri, Senin (21/8).

Dirinya menerangkan, jarak korban dengan teman-temannya memang berbeda ruangan namun tidak terlalu jauh. Teman korban mengetahui kejadian tersebut karena adanya asap yang muncul dari laboratorium yang ditempati korban.

Ia mengatakan, kemungkinan tidak ada ledakan dan suara yang ditimbulkan pada kejadian ini.

Laila sempat mendapatkan pertolongan oleh rekan-rekannya lalu dibawa ke rumah sakit terdekat yakni RS Medika Darmaga. Namun, disarankan untuk ditujuk ke RS yang lebih besar. Pihak kampus dan keluarga akhirnya membawa korban ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta.

Baca Juga: Mahasiswi IPB Meninggal Dunia Usai Terbakar Saat Penelitian di Laboratorium

“Sampai di Jakarta sekira pukul 12 (malam) lebih. Korban masih bisa komunikasi sampai tengah malam dan sebelum operasi. Ia mengalami luka bakar 67 persen. Saat itu, korban beristirahat untuk pagi harinya akan operasi, namun pada pukul 10 (pagi) korban meninggal dunia,” tutur Yatri.

Yatri mengungkapkan kejadian tersebut menyebabkan sejumlah alat di laboratorium rusak meskipun kondisi fisik bangunan tidak terbakar habis. Kejadian ini tidak terekam CCTV lantaran ketiadaan kamera tersebut di ruangan laboratorium.

Kejadian itu langsung ditanggapi oleh pimpinan kampus IPB Univeristy. Mereka menggelar rapat koorfdinasi dan memutuskan langkah-langkah penanganan yang akan dilakukan.

Mereka akhirnya membentuk 3 tim yang terdiri dari tim investigasi bersama polisi, tim evaluasi, dan tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Ini dilakukan dengan tujuan mengetahui penyebab kebakaran sehingga dapat mencegah kejadian serupa dapat terulang kembali dan lebih memperhatikan 300 laboratorium yang ada di IPB dalam keadaan yang aman.

“Sebenarnya sudah ada unit-unit dan tupoksinya (yang memperhatikan K3 laboratorium). Tapi momen ini disikapi manajemen IPB untuk berbenah diri walaupun sampai hari ini masih menunggu hasil tim investigasi soal penyebab kejadian tersebut,” ujar Yatri.

Selain itu, pihak kampus juga senantiasa menggelar rapat koordinasi sejak hari Minggu (20/8) dan melakukan evaluasi ke seluruh laboratorium meninjau hal-hal yang menjadi kekurangan dan perlu dilengkapi sehingga dapat segera diperbaiki.

Baca Juga: Buntut Mahasiswi Meninggal, IPB Bentuk Tim Investigasi Hingga Evaluasi

Ia menegaskan, pihak kampus sudah menerapkan standar keselamatan mengenai penggunaan laboratorium. Begitu juga dengan peraturan, cara penggunaan, dan syarat masuk laboratorium.

Meskipun ia tak menampik dalam pelaksanaannya terkadang kerap terlupa karena berbagai alasan.
“Tapi dalam pelaksanaannya kadang-kadang entah karena buru-buru, lupa, ada saja,” ucap dia.

Meski demikian, pihak IPB University tidak menghentikan proses praktikum yang dilakukan mahasiswa dengan tetap menekankan prosedur, persyaratan, cara penyimpanan bahan dalam pelaksanaan penelitian.(*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto