radar bogor

Pameran Seni FMP, Suara Sunyi Pengguna Narkotika Mencari Keadilan

Pameran seni 'Art Speaks Justice' yang menjadi rangkaian Festival Merah Putih (FMP). (Radar Bogor/Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Minimnya keadilan yang dirasakan para pengguna dan penyintas narkotika membuat organisasi Aksi Keadilan Indonesia bergerak menyuarakan keluh kesah itu. Bukan dengan mulut atau suara, melainkan lewat karya seni yang unik dan menarik.

Sebanyak 8 karya tampil di pameran bertajuk Art Speaks Justice yang ada di rangkaian Festival Merah Putih (FMP).

Baca Juga: Perssoci Kota Bogor Akan Gelar Festival Street Soccer

Pameran Art Speaks Justice yang berlangsung selama 3 hari sejak Rabu (16/8) itu menampilkan beberapa jenis karya seni yang terdiri dari karya instalasi, seni canvas, bahkan komik.

Bagian Media Aksi Keadilan Indonesia, Ari mengatakan, karya-karya itu merupakan hasil seleksi dan kurasi dari puluhan karya yang didaftarkan. Karya ini lahir dari tangan seniman yang datang dari berbagai wilayah, seperti Bogor, Bandung, Jakarta, Bantul, Yogyakarta, Bali, dan Batam.

Kedelapan karya itu ditampilkan secara apik dan menarik di Gedung Bogor Creative Center. Sebagian besar karya memang hanya bisa dinikmati keindahannya lewat mata. Namun, terdapat pula karya yang bisa dirasakan pesannya secara langsung melalui sentuhan fisik.

Seperti karya instalasi berbahan media campuran milik Desyifa Sumelian bertajuk ‘Pium-Pium’. Karya seni ini dapat dipeluk oleh para pengunjung sebagai manifestasi dari ekspresi manusia ketika menunjukan simpati dan afeksi.

Pium-pium menggambarkan para pengguna narkotika yang membutuhkan rangkulan. Ungkapan free hugs di badannya mengajak kita untuk menyalurkan kepedulian pada kerapuhan yang disandang pengguna narkotika.

“Lewat pameran ini kami ingin menyampaikan ke publik dan stakeholder, bahwa ada permasalahan dalam kebijakan narkotika. Misalnya hak atas bantuan hukum di persidangan yang luput, minimnya akses terhadap layanan kesehatan, dan beberapa kasus mengenai orang yang butuh narkotika untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya,” jelas Ari saat ditemui Radar Bogor.

Selain pameran, Art Speak Justice juga diisi dengan skrining dan konseling mengenai kesehatan mental bersama Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) dan Talkshow.

Community Engagment and Partnership, Aksi Keadilan Indonesia, Bambang Yulistyo Tedjo berharap melalui psmeran ini akses keadilan bisa didapatkan oleh para pengguna napza yang selama ini didiskriminasi, mendapat stigma, dan hukuman.

Baca Juga: Pramuka Kota Bogor Kibarkan Merah Putih di Tugu Kujang

“Undang-undang nomor 35 tahun 2009 itu sebenarnya membahas terkait rehabilitas dan perawatan, tapi jarang digunakan oleh aparat penegak hukum untuk mengarahkan pengguna napza dapat akses kesehatan rehabilitasi dan perawatan. Malah lebih ke pemenjaraan,” keluhnya.

Menurutnya, kebijakan perang narkotika tidak mengubah angka pengguna narkotika yang justru semakin tinggi. Oleh karena itu, Tedjo berharap adanya dukungan bukan hukuman pada para pengguna narkoba.(*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto