radar bogor

Mahasiswa KKN Unida Edukasi Masyarakat Cegah Stunting Sejak Dini

Mahasiswa KKN
Mahasiswa KKN Unida, berkolaborasi dengan Puskesmsas Cisarua menyelenggarakan sosialisasi pencegahan stunting di MI/MTs Al-Hasani, Kampung Cilember, Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua kabupaten Bogor, Sabtu (12/8/2023).

BOGOR–RADAR BOGOR, Mahasiswa KKN kelompok dua Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Komputer (FISIPKOM) Universitas Djuanda (Unida), berkolaborasi dengan Puskesmsas Cisarua menyelenggarakan sosialisasi pencegahan stunting di MI/MTs Al-Hasani, Kampung Cilember, Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua kabupaten Bogor, Sabtu (12/8/2023).

Baca Juga : Mahasiswa KKN FISIPKOM Unida Ajak Pelaku UMKM Pasarkan Produk Lewat Digital

Tak hanya sosialisasi, dalam kegiatan yang digelar Mahasiswa KKN ini terdapat cek kesehatan gratis untuk masyarakat yang meliputi cek gula darah, tensi darah dan kolesterol dengan menurunkan nakes Puskesmas Cisarua sebanyak dua orang.

Bertema “Peran Penting Keluarga dalam Pencegahan Stunting Sejak Dini”, kegiatan ini bertujuan mengajak masyarakat dalam mencegah stunting, risiko gagal tumbuh pada anak yang perlu dilakukan sejak dini. Mengingat Kampung Cilember ialah salah satu tempat dengan jumlah penduduk terpadat di Desa Jogjogan dan didominasi anak-anak.

Senada dengan yang dituturkan Ketua kelompok KKN, Muhammad Supriatno, kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi dan menjawab kekhawatiran masyarakat untuk menurunkan kasus stunting di RW 04.

“Stunting itu merupakan permasalahan yang cukup berisiko untuk anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Anak yang terkena stunting akan terlihat berbeda dengan teman seusianya. Untuk itu, perlu adanya pencegahan sejak dini salah satunya memberaiki pola izi pada anak,” tuturnya.

Menghadirkan Lulu Nurul Haliah, Ahli Gizi dan Nutrisionis Puskesmas Cisarua sebagai pemateri. Dalam pemaparannya, Lulu menjelaskan pentingnya gizi baik pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak dalam mencegah terjadinya stunting. Dimana stunting ialah kondisi gagal tumbuh pada anak karena kurangnya gizi yang menyebabkan lebih pendek dan lebih kurus dari usia idealnya.

“Salah satu upaya pencegahan stunting bisa dilakukan pada 1000 HPK anak. HPK ini dimulai pada saat kehamilan yang berusia 270 hari, dan ketika anak berusia 2 tahun setara dengan 730 hari dimana semua organ tubuh berkembang. Pada periode itulah pemberian gizi pada anak harus diperhatikan dengan baik, karena stunting bisa terlihat setelah anak berusia 2 tahun,” jelasnya.

Lulu menambahkan, diperlukan peran beberapa stakeholder dalam pencegahan dalam penanganan stunting salah satunya melalui pengasuhan dan pendidikan berkelanjutan yang dikemas dalam 3 kompenen yang terdiri dari sanitasi, pola asuh dan pola makan.

“Tak hanya memperhatikan pola gizi untuk mencegah stunting, sanitasi atau memperhatikan kebersihan air, jamban dan mengajak anak rajin cuci tangan juga perlu dilakukan. Lalu, pola asuh orang tua kepada anak seperti pemberian ASI Ekslusif dan MPASI diberikan pada saat anak berusia 6 bulan keatas serta rajin imunisasi. Kemudian, memperhatikan pola makan dengan gizi seimbang dalam istilah Isi Piringku juga pelu diberikan,” tambah Lulu.

Istilah Isi Piringku, lanjut Lulu, yakni bahan makanan dalam piring harus meliputi sayuran, buah-buahan, lauk-pauk dan makanan pokok. Sedangkan, jumlah sayuran harus mendominasi isi makanan.

Baca Juga : KKN di SDN Sukahati 03, Mahasiswa Unida Terapkan Pembelajaran Happy Learning

Diwarnai antusiasme tinggi dari masyarakat, Kader Posyandu Bougenville, Lilis, menyebut, kegiatan yang digelar Mahasiswa KKN Unida ini sangat positif lantaran sebelumnya belum ada yang memberikan edukasi mengenai stunting untuk masyarakat.

“Acara ini sangat positif sekali untuk masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki balita karena dapat ilmu baru mengenai pertumbuhan anak. Lewat kegiatan ini juga diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap perkembangan anak dan ikut serta menurunkan angka stunting,” tutupnya. (*)

Sumber : Siti Zulfa Fauziah
Editor : Yosep