25 radar bogor

Sudah Dua Bulan, Warga Jonggol Beli Air untuk Kebutuhan Sehari-hari

Kekeringan
Warga Desa Wening galih, Kecamatan Jonggol terpaksa mengambil air dari sisa kubangan persawahan karena terdampak kekeringan parah. (Radar Bogor/Hendi Novian)

JONGGOL-RADAR BOGOR, Kekeringan melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor. Salah satu yang cukup parah dialami warga Desa Wening Galih, Kecamatan Jonggol.

Kawasan itu memang menjadi langganan kekeringan setiap tahun. Meski hamparan sawah membentang, tanahnya retak dan kering.

Baca Juga: Kekeringan Meluas, 370 KK di Citeureup Kesulitan Air Bersih

Tak ada padi yang bisa tumbuh di masa paceklik kemarau saat ini. Sawah menguning bukan lagi karena siap panen, melainkan bekas jerami dan rumput liar.

Para buruh tani beralih profesi memasuki musim kemarau. Mereka menanam palawija lantaran sawah mereka dipastikan akan mengering.

“Kalau ada modal, tanam palawija, kalau gak ya dibiarkan sampai musim hujan,” kata Ujang, salah satu buruh tani kepada Radar Bogor.

Keringnya area persawahan juga menandai krisis air bersih di Jonggol. Hampir semua kampung di Desa Wening Galih kesulitan air.

Kemarau berkepanjangan itu cukup menyiksa warga. Mereka mulai kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Tak jarang, mereka terpaksa menimba air kubangan sawah untuk kebutuhan mendesak.

Kondisi paling parah terlihat di Kampung Rawa Bogo Wetan, RT 10/14. Sudah dua bulan warga di sana kesulitan air bersih. Mereka harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk mendapatkan air.

Biasanya, bukan air layak konsumsi. Melainkan sisa air hujan yang tertampung di tengah bentangan sawah.

Seorang warga, Atun mengaku harus berjalan satu kilometer menyusuri sawah kering untuk tiba di penampungan air hujan. Namun, penampungan itu tak selalu terisi air.

Baca Juga: Upaya Tangani Kekeringan, Pemkab Bogor Bakal Bangun Sumur Bor Masyarakat

Jika kondisi tampungan air sudah kering, dirinya terpaksa membeli air jeriken yang dijual warga desa sekitar. Harganya dibanderol Rp5 ribu per jeriken.

“Sehari itu bisa habis Rp25 ribu. Itu sudah mau dua bulan ,” paparnya.(*)

Reporter: Arif Al Fajar
Editor: Imam Rahmanto