BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana melakukan pergeseran anggaran pada APBD 2023. Musababnya, keuangan Kota Bogor mengalami defisit sebesar Rp147 miliar.
Sekretaris Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Bogor, Evandy Dhani mengatakan, langkah tersebut dilakukan berdasarkan PP Nomor 12 Tahun 2019 dan Permendagri Nomor 77 Tahun 2020.
Baca Juga: APBD Kota Bogor 2022 Naik, Dewan Soroti Besaran SILPA
“Bukan refocusing, tetapi pengendalian anggaran dan kegiatan serta manajemen kas yang dikendalikan. Misalnya, dianggarkan di bulan Januari dicairkan Rp10 ribu, kemudian Februari Rp15 ribu ternyata Januari nggak sanggup, lantas digeserlah ke Februari,” kata Evandy mencontohkan.
Evandy mengakui, defisit terjadi lantaran saat penyusunan APBD 2023, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) berasumsi bahwa ada Silpa sebesar Rp275 miliar. Namun, setelah diaudit BPK, Silpa hanya Rp161 miliar.
“Jadi, ada defisit Rp113 miliar, kemudian ditambah Silpa jadi totalnya Rp147 miliar. Selain itu, defisit juga terjadi karena pendapatan tak tercapai, sementara serapan anggaran belanja sangat maksimal,” ucap dia.
Pergeseran anggaran kegiatan akan diarahkan ke bulan Desember mendatang. Asalkan, pendapatan bakal berjalan maksimal.
“Kalau demikian baru akan direalisasikan. Kalau tidak, akan dievaluasi di anggaran perubahan,” tegasnya.
Evandy menambahkan, langkah tersebut harus dilakukan karena KPK mengarahkan bila pembayaran kegiatan tidak boleh dibayarkan melewati tahun.
“Kalau langkah pengendalian tidak dilakukan, otomatis bisa berpengaruh pada pembayaran kegiatan. Kemudian bisa juga berimbas ke TPP dan Tukin (Tunjangan Kinerja) ASN,” jelas dia.
Baca Juga: 38 Proyek Kota Bogor Kena Refocussing, Cek Kegiatan yang Digeser
Sementara itu, Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Bogor, Endah Purwanti merasa heran dengan langkah Pemkot Bogor melakukan refocussing dengan alasan asumsi Silpa yang terlalu besar.
“Kalau mengubah anggaran kas disesuaikan dengan pendapatan ril itu bisa. Tapi, mestinya tidak ada cerita defisit pada pelaksanaan APBD 2023. Defisit terjadi akibat asumsi Silpa yang terlalu besar dibandingkan dengan hasil LHP BPK,” cecarnya.(*)
Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto