25 radar bogor

Omzet Anjlok, Restoran di Pinggir Jalan Otista Terancam Gulung Tikar

Sejumlah restoran yang berlokasi di kawasan Jalan Otista terseok-seok mengais omzet, usai penutupan jalan untuk revitalisasi jembatan. (Radar Bogor/Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Hari Jadi Bogor ke-541 tahun kian dekat, namun pengusaha di sepanjang Jalan Otto Iskandardinata (Otista) justru dirundung kesedihan.

Penjualan yang semakin merosot imbas proyek penggantian Jembatan Otista, membuat usaha mereka terancam tutup. Besarnya biaya operasional berbanding terbalik dengan kocek yang masuk jadi penyebabnya.

Baca Juga: Akhir Pekan, Bidik Progres Jembatan Otista Sampai 7 Persen

Pemilik Restoran Bebeke Om Aris Cabang Bogor, Muhammad Iqbal mengungkapkan, pendapatannya turun hingga 70 persen sejak Jembatan Otista ditutup.

“Padahal sebelum penutupan jalan, restoran kami selalu full oleh pelanggan. Sekarang hanya 1-2 meja saja,” keluhnya kepada Radar Bogor pada Jumat (2/6).

Iqbal bahkan terpaksa ‘membakar uang’ untuk menyediakan promo-promo supaya banyak pelanggan yang berminat datang dan makan kembali di restorannya.

Sebab, menurutnya, penurunan terjadi akibat banyak pelanggan yang tidak mengetahui akses menuju ke sana. Bahkan warga yang tahu aksesnya pun enggan untuk datang karena pusingnya membayangkan kondisi lalu lintas yang macet.

Meskipun diakuinya semenjak penerapan sistem dua arah sempat ada perbaikan jumlah pengunjung, namun hal tersebut tidak berdampak banyak pada pemasukannya.

Iqbal pernah berikhtiar mencari solusi dengan mengadu ke Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bogor. Dia meminta ada keringanan dari pihak Pemerintah Kota Bogor seperti kompensasi atau minimal pengurangan beban pajak.

Namun, hasilnya nihil. Ia dikecewakan dengan jawaban yang diberikan pihak Bapenda.

Baca Juga: Pengerjaan Jembatan Otista Lampaui Target, Optimistis Rampung Sesuai Jadwal

“Jawabannya sangat menyayangkan, mereka mengatakan tidak bisa bantu apa-apa. Akhirnya saya bikin video sebagai bentuk kekecewaan terhadap Pemkot yang angkat tangan pada proyek yg mereka lakukan,” ucap dia.

Ia berharap Pemkot Bogor bergerak cepat menangani keluhan yang mereka rasakan. Sebab, jika tidak mereka terpaksa akan tutup karena tak sanggup membiayai puluhan karyawan yang bekerja di sana.

“Kondisi kami sudah setengah leher. Mau nunggu berapa lama lagi? Jangan sampai nunggu 2,3,4 bulan setelahnya karena kami malah akan tutup karena tidak bisa menghidupi puluhan karyawan kami,” tegasnya.(*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto