BOGOR-RADAR BOGOR, Meski namanya selalu bercokok di deretan atas sosok yang diinginkan jadi Wali Kota Bogor selanjutnya, Istri Bima Arya, Yane Ardian malah lebih memilih maju di Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) DPR RI Tahun 2024 mendatang.
Dirinya membeberkan, ada beberapa hal yang jadi alasannya mantap ingin jadi legislator saja ketimbang melanjutkan kepemimpinan sang suami di Kota Bogor.
Baca Juga: Kurangi Perceraian dan Kenakalan Remaja, Yane Bakal Bawa Sekolah Ibu ke Senayan
Yane menjelaskan, selama menjadi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor dirinya amat banyak menerima curhatan masalah-masalah keluarga dari masyarakat.
Hal itu pun mendorongnya untuk mendalami ilmu soal keluarga, perempuan, dan anak. Karena dirasa penting, Yane bahkan melanjutkan studi S2 dan S3-nya mengenai bidang tersebut di IPB University.
“Suatu hari dalam perjalanan ke kampus saya melihat banyak poster dan spanduk caleg. Akhirnya saya mencari tahu tugas DPR RI, apa daja yang dikerjakan, komisinya, kewenangan, dan kemitraan. Akhitnya saya tertarik dengan komisi VIII yang wewenangnya berkaitan kesejahteraan sosial, agama, dan perlindungan perempuan dan anak,” tuturnya di Kantor Radar Bogor, Rabu (31/5).
Ia ingin latar belakang keilmuannya bisa memberikan manfaat yang lebih luas ketika ia duduk sebagai anggota Komisi VIII DPR RI.
Hal lain yang membuatnya semakin yakin ialah kekhawatirannya ada orang lain yang duduk di posisi tersebut tanpa memiliki kompetensi.
“Dengan keilmuan yang dimiliki saya ingin memperjuangkan masalah-masalah perempuan dan anak. Saya juga percaya, kehadiran saya bisa merubah persepsi orang pada wakil rakyat,” tegasnya.
Yane merasa posisi kursi anggota DPR RI lebih nyaman ketimbang peran Wali Kota Bogor karena menurutnya dirinya dapat lebih fokus memperjuangkan hal tersebut.
Baca Juga: Yane Ardian Bocorkan Bima Akan Melenggang di Pilgub Jabar
Ia pun menegaskan, tidak memiliki keinginan maju sebagai Wali Kota Bogor karena terlalu banyak peran yang diampu. Yane menilai dirinya tidak sanggup memikul tanggung jawab itu.
“Setelah 10 tahun melihat cara kerja suami saya. Saya tidak sanggup jadi Wali Kota Bogor. Kelihatannya masih ada orang yang lebih kompeten untuk itu,” ucapnya. (*)
Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto
