25 radar bogor

Tingkat Kesopanan Pengguna Internet Rendah, Begini Faktanya

Ilustrasi kuota data internet gratis
Ilustrasi kuota data internet gratis

BOGOR-RADAR BOGOR, Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa tingkat penetrasi internet di Indonesia pada 2022 sebesar 77,02 persen.

Selain itu, dua konten yan paling sering diakses adalah media sosial (medsos) sebesar 89,15 persen dan percakapan daring sebesar 73,86 persen.

Hal itu diungkapkan Dosen dan Anggota Aptikom Kepulauan Riau, Sunarsan Sitohang saat webinar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk Mewujudkan Ruang Digital yang Sehat, Jumat 26 Mei 2023.

Namun, Microsoft mengumumkan tingkat kesopanan pengguna internet sepanjang 2020. Dalam laporan terbaru Digital Civility Index (DCI) itu, netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara, alias paling tidak sopan di wilayah tersebut.

Tingkat kesopanan netizen Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76.

Sementara itu, Reuters Institut Digital News Report 2023 mencatat media online menjadi sumber yang paling banyak diakses masyarakat Indonesia (88 persen), termasuk medsos (68 persen).

Lalu, media konvensional televisi sekitar 57 persen. Media cetak berada di titik paling bawah yakni 17 persen.

Pemerintah berperan menyediakan sumber informasi yang terpercaya dan dapat diandalkan, menyediakan infrastruktur bagi masyarakat untuk menikmati ruang digital, bekerjasama dengan masyarakat sipil, media dan pers untuk bersama-sama menangkal hoaks, bersama DPR membuat peraturan perundang-undangan.

Adapun peran pengguna atau masyarakat yaitu cakap literasi digital, membersihkan ruangan digital yang kotor, sadar akan bahaya serangan di ruang digital, menerapkan etika digital dan melawan hoaks.

“Peran media dan pers yaitu mengedukasi masyarakat, memproduksi informasi yang terpercaya dan dapat diandalkan, transmisi konten digital yang memenuhi ekspektasi audiens dan mengurangi clickbait,” ungkapnya.

Dosen Prodi Arsitektur/Wakil HDII Aceh, Zulfikar Taquddin membagikan beberapa etika dalam dunia digital yang harus dipahami pengguna.

Di antaranya, selalu ingat bahwa tulisan adalah perwakilan dari pengguna, yang diajak berkomunikasi adalah manusia, mengendalikan emosi dan menggunakan kesantunan.

“Menggunakan tulisan dan bahasa yang jelas, menghargai privasi orang lain, menyadari posisi kita, dan tidak memancing perselisihan,” terangnya.

Selanjutnya, Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI Mar (Purn) Sturman Panjaitan mengatakan, dewasa ini internet sudah semakin luas. Internet sudah menjadi salah satu bagian kehidupan.

“Bahkan ada ungkapan bahwa jika internet mati dunia akan terhenti. Banyak sekali pengguna Indonesia yang tidak bisa melepaskan handphone dari genggaman tangan mereka,” katanya.

Hal ini disebabkan oleh teknologi yang semakin canggih dari zaman ke zaman. Jika dibandingkan dengan zaman sebelum internet masuk, kehidupan komunikasi manusia dilakukan secara bertatap muka.

“Jika sudah kecanduan akan berakibat buruk bagi penggunanya. Kita harus bisa menyadari kapan dan bagaimana bisa meluangkan dan membagi waktu antara aktivitas online maupun offline agar bisa seimbang dan tetap bisa menjaga nilai norma yang berlaku serta menjaga tata krama,” pesannya.

Sementara itu, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat ini semakin mempertegas era disrupsi teknologi.

Untuk mengahadapi hal tersebut, semua pihak harus mempercepat kerjasama dalam mewujudkan agenda trasformasi digital Indonesia.

“Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi,” katanya.

Ia meyakini kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar serta menjadi unggul dalam SDM. (ran)