25 radar bogor

Progres 3,5 Persen, 2 Crane Bakal Datang ke Jembatan Otista

Alat berat membongkar permukaan Jembatan Otista. Progres pembangunan ulang jembatan di Kota Bogor itu terus dikebut.(Radar Bogor/Sofyansyah)

BOGOR-RADAR BOGOR, Proyek penggantian Jembatan Otista terus berlanjut. Sejak dimulai pada 1 Mei 2023 lalu, pogres pekerjaan sudah berjalan sebesar 3,5 persen.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Rena Da Frina menyebut capaian progres ini deviasi positif sebesar 1,5 persen dari yang ditargetkan.

Baca Juga: Dukung Pembangunan Jembatan Otista, Berharap Bogor Lebih Lancar

Hingga saat ini seluruh plat jembatan sudah diangkut. Begitu juga dengan struktur jembatan baru yang kini sudah rampung seluruhnya. Sementara, struktur jembatan pertama disisakan untuk mobilisasi alat-alat berat.

“Kemarin kita sudah membereskan relokasi utilitas PLN dan optik-optik lainnya tinggal utilitas dari Perumda Tirta Pakuan saja,” ucapnya saat ditemui Radar Bogor, Rabu (24/5).

Rena menyebut, pihaknya kini tengah menjalankan kegiatan bekisting, pembesian untuk membuat bor pile, serta pemangkasan dan penebangan pohon.

Dirinya mengungkapkan, hari Kamis (25/5) malam akan datang 2 crane yang akan berfungsi mengangkat balok girder dan membuat fondasi baru.

“Untuk tahap pekerjaan awal atau persiapan memang bobotnya sedikit. Makanya kesannya lama sekali dalam 5 minggu ini. Tapi nanti perhitungannya akan besar ketika balok girder sudah ada, datang, dan terpasang. Itu bisa bobotnya 30 persen sendiri,” terang dia.

Jembatan Otista ke depan akan dibangun tanpa melibatkan struktur pelengkung jembatan yang sempat diduga sebagai objek cagar budaya. Pemkot Bogor tetap mempertahankan struktur tersebut namun tidak akan makainya dalam Jembatan Otista yang baru.

Baca Juga: Rudy Harsa Minta Pemkot Bogor Perhatikan Pedagang Terdampak Proyek Otista

Rena beralasan hal itu akan sangat riskan karena beban ke depan yang akan semakin besar yakni diproyeksikan sebagai lintasan trem. “Dia hanya dibebani bebannya sendiri. Tidak ada fungsi untuk dilintasi kendaraan,” jelasnya.

Namun konsekuensinya, PUPR mesti menghitung ulang level jembatan dan berimbas pada naiknya elevansi jembatan sekira 1,7-2,5 meter.

“Otomatis timbunannya tambah lagi. Makanya ada Contract Change Order (CCO) atau revisi perencanaan awal. Kita adendum tapi adendumnya tidak merubah nilai kontraknya,” tekan Rena. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto