logo-radar-bogor

Rudy Harsa Minta Pemkot Bogor Perhatikan Pedagang Terdampak Proyek Otista

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Rudi Harsa Tanaya meyambangi lokasi pengerjaan proyek Jembatan Otista, Kota Bogor, Selasa (23/5).(Radar Bogor/Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Rudi Harsa Tanaya menengok perkembangan proyek penggantian Jembatan Otista pada Selasa (23/5).

Dalam sambangannya itu, Rudy juga turut mendengar keluhan para pedagang yang merasa merugi akibat putusnya akses Jalan Otto Iskandardinata (Otista) itu.

Baca Juga: Status Jembatan Otista Disoal, Disparbud Buka Suara

Ia tak menampik, jika pelebaran Jembatan Otista perlu dilakukan karena adanya penyempitan. Namun dirinya merasa, Pemkot Bogor seharusnya memerhatikan dampak pada lingkungan sekitar jembatan.

“Saya melihat dampak pelaksanaan tidak dihitung secara baik khususnya bagi warga. Idealnya, Pemkot dan pelaksana menghitung dampak lingkungan. Tidak harus 100 persen yang penting ada simpati pemerintah dan pelaksana ke warga setempat,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Ia juga mendorong Pemkot Bogor untuk mendengar persoalan warga terutama para pedagang. Rudy berharap para pedagang yang terdampak bisa mendapat ganti dari kerugian maupun usaha yang hilang.

Karena menurutnya, ditutupnya Jalan Otista membuat pedagang tidak bisa berjualan dan membuat pemasukannya menurun.

“Mungkin warga memang tidak akan mendapat sesuai yg diinginkan. Tapi seharusnya pemerintah bijaksana melihat situasi sesuai kondisi objektif. Harus duduk bersama dan melihat kondisi dari sisi yang sama,” ucapnya.

Baca Juga: Rudi Harsa Tanaya Serap Aspirasi, Kunjungi Warga dan Pedagang

Rudy menyebut, kompensasi bisa berasal dari pihak pelaksana yang difasilitasi oleh Pemkot Bogor. “Saya rasa perusahaan tidak akan keberatan karena kompensasinya tidak seberapa. Tidak akan mempengaruhi pendapatan mereka. Pemkot Bogor juga harus memfasilitasi dengan baik,” tutur Rudy.

Dirinya juga meminta Lurah dan Camat bisa lebih peka dan perhatian pada warganya dengan mendengarkan keluhan yang dirasakan. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto