25 radar bogor

6.717 ASN dan BUMD Kota Bogor jadi Orang Tua Asuh Stunting

Program Peduli Stunting Melalui Telur alias Pemkot Penting-Lur yang dilaunching di halaman Kantor Kecamatan Bogor Utara, Rabu (17/5). (Radar Bogor/Dede Supriadi)

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) melaunching program Pemerintah Kota Bogor, Peduli Stunting Melalui Telur alias Pemkot Penting-Lur.

Kegiatan yang dikemas dengan tagline, ‘Dengan Asupan Telur Aku Tumbuh Sehat’ berlangsung di halaman Kantor Kecamatan Bogor Utara, Rabu (17/5).

Baca Juga: Sekda Ajak Serasi Bantu Tangani Stunting dan Pengendalian Inflasi

Secara simbolis Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim yang juga Ketua Tim Percepatan Stunting Kota Bogor bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, Kepala DPPKB Kota Bogor, Anas Rasmana, Camat Bogor Utara, Riki Robiansyah dan para lurah se-Kecamatan Bogor Utara serta kepala dinas dan ASN memberikan telur dan susu kepada anak stunting dan keluarga risiko stunting.

Peluncuran gerakan gotong royong dengan program Pemkot Penting-Lur ini diapresiasi oleh Kepala BKKBN yang diwakili Direktur Direktorat Advokasi Hubungan Antar Lembaga BKKBN, Wahidah.

Wahidah mengatakan, program orang tua asuh ini merupakan inovasi yang tidak banyak bersentuhan dengan birokrasi, namun langsung menuju sasaran.

“Alhamdulillah Kota Bogor ini diinisiasi oleh ASN luar biasa. Saya merinding juga bahwa seluruh ASN itu dengan gotong royong memberikan telur sehingga program percepatan penurunan stunting bisa berjalan baik. Nah, praktik baik ini perlu kita tularkan kepada seluruh wilayah yang ada di 514 kabupaten/kota,” kata dia.

Pemberian telur ini lanjut Wahidah, merupakan satu upaya memenuhi kebutuhan gizi anak dengan protein hewani yang dilakukan secara konsisten.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim juga mengapresiasi dan berterima kasih kepada seluruh ASN Kota Bogor yang sudah sangat luar biasa membantu masyarakat dalam suatu kondisi dan situasi tertentu.

“Selama 4 tahun saya di Kota Bogor ada ratusan penghargaan yang diberikan oleh lembaga, baik pemerintah atau swasta atas peran ASN, PNS Kota Bogor. Di beberapa situasi penting seperti penanganan dan penanggulangan Covid-19, penanggulangan bencana, termasuk sekarang penurunan stunting ASN Kota Bogor terlibat. Ini luar biasa, mereka betul mau berkorban,” katanya.

Dedie berharap model-model ini bisa menjadi penyemangat pihak lain untuk turut serta dalam berbagai peran membantu masyarakat.

Selain pemberian telur dan susu, program percepatan penanggulangan stunting dan pencegahan stunting di Kota Bogor juga dilakukan dengan program rantang kasih, keluarga asuh, vaksinasi, visitasi puskesmas, dokter jaga dan sebagainya.

Ditempat yang sama, Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah menyampaikan, program Pemkot Bogor Penting-lur ini melibatkan sebanyak 6.717 ASN dan BUMD yang ada di Kota Bogor dengan memberikan kepeduliannya berbagi satu setengah kilogram telur untuk diberikan kepada anak stunting selama enam bulan.

“Karena dari hasil penelitian, Insya Allah jika seorang anak yang stunting diberikan protein hewani akan bisa tereliminir stuntingnya,” ujarnya.

Dengan adanya program ini lanjut Sekda, dari 2001 anak stunting di Kota Bogor sebanyak 50 persennya atau sebesar 1.000 anak diintervensi oleh ASN.

“Insya Allah ini kita akan jaga bersama. Kita sudah komitmen, kita kumpulkan semua perangkat daerah sehingga 50 persen dari 2001 itu akan tertangani,” ujarnya.

Sementara itu lanjut Sekda, 50 persen anak lainnya itu akan juga diintervensi melalui gerakan komunitas.

“Kita berkejaran dengan waktu. Sehingga kita kumpulkan komunitas, kita sudah MoU dengan ikatan bidan, ikatan dokter anak, ikatan dokter indonesia, world bank, Insya Allah kita akan tangani yang sisanya 1.000 anak itu,” ujarnya.

Baca Juga: Stunting Tantangan Bonus Demografi 2030 di Indonesia

Selain percepatan penanganan anak stunting, Pemkot juga melakukan upaya pencegahan munculnya stunting baru yang ada pada anak atau keluarga berisiko stunting, seperti pada ibu hamil, ibu nifas, calon pengantin dan keluarga yang memiliki anak berisiko.

“Jadi semua kita lakukan upaya, kedua duanya akan kita eliminir baik yang stunting maupun berisiko, dengan program-program yang kita miliki,” katanya.

Untuk menjaga dan mengedukasi masyarakat lanjut Sekda, ada juga program keluarga asuh yang dilakukan oleh kepala organisasi perangkat daerah yang ditunjuk untuk bertanggung jawab memonitor suatu wilayah.

Dengan adanya upaya upaya ini Sekda berharap tahun ini stunting dan risiko stunting di Kota Bogor sudah jauh berkurang.(*)

Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto