25 radar bogor

DPPKB Kota Bogor Gencar Bagi-bagi Telur, Ini Tujuannya

Kepala DPPKB Kota Bogor, Anas Rasmana membagikan telur gratis kepada warga untuk mengentaskan stunting di Kota Bogor. (Radar Bogor/Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Stunting masih jadi permasalahan yang belum tuntas di Kota Bogor. Data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) menunjukkan masih ada lebih dari 2000 anak menyandang stunting. Atau rata-rata 15 anak per kelurahan.

Kepala DPPKB, Anas S Resmana menjelaskan, stunting disebabkan minimnya pengetahuan orang tua mengenai asupan gizi untuk anak, kurangnya perhatian orang tua pada kesehatan, dan pola asuh anak.

Baca Juga: Percepat Penurunan Stunting, Ini Upaya yang Dilakukan Pemkot Bogor

Kondisi ini selanjutnya mempengaruhi tumbuh kembang anak. Penyandang stunting memiliki tinggi badan cenderung lebih pendek. Mereka juga cenderung memiliki sifat mengalah, kurang pandai berteman, dan pucat.

“Penanggulangan stunting dilakukan dengan memperbaiki asupan nutrisi, pola asuh anak, dan konsisten atas pemenuhan hak dan layanan kesehatan yang memadai,” tutur Anas.

Upaya tersebut tengah digencarkan Pemerintah Kota Bogor melalui berbagai program. Untuk pemenuhan asupan DPPKB menggelar program Aparatur Sipil Negara Peduli Stunting dengan Telur (ASN Penting Lur).

Dalam program ini seluruh ASN menyumbangkan telur sebanyak 1,5 kilogram per bulan untuk selanjutnya diberikan pada 1030 penyandang stunting sehingga setiap hari mereka akan mendapat 2 butir telur selama 6 bulan.

Hal yang sama juga dilakukan pada 2000 anak rawan stunting. Mereka mendapat jatah 1 butir telur per hari selama 6 bulan.

“Sementara itu untuk memenuhi 970 anak stunting dan 18000 anak resiko stunting lain kami akan mencari bantuan dari corporate social responsibility (CSR) perusahaan, asosiasi, maupun komunitas. Hingga saat ini kami sudah menampung 15 lembaga yang siap memenuhi kebutuhan itu,” ucap Anas.

Program kedua ialah orang tua asuh. Setiap kepala dinas menjadi orang tua asuh bagi anak stunting di 2 kelurahan.

Mereka bertugas memfasilitasi administrasi kependudukan, memastikan keluarga tersebut mendapat fasilitas kesehatan, fasilitas kesehatan lingkungan, serta mencari orang tua asuh sasaran keluarga yang memiliki anak stunting.

“Misalnya membantu keluarga itu memeriksakan kesehatan rutin, mengingatkan untuk senantiasa melakukan penimbangan, memenuhi kelengkapan vaksinasi, memastikan ketersediaan air bersih, jambanisasi, ventilasi rumah, dan pengelolaan sampah,” beber dia.

Baca Juga: Upaya Turunkan Stunting, Dedie-Yantie Salurkan Bantuan Ayam dan Telur

Selain itu ke depan, DPPKB juga bakal meluncurkan program Jalinan Warung Kasih. Pada program ini DPPKB akan menggandeng restoran dan hotel untuk menyumbang nasi bungkus dan susu untuk 1 keluarga per hari di wilayah domisilinya.

Melalui ketiga program itu, Anas berharap jajarannya dapat mengentaskan stunting di Kota Bogor. Dirinya menargetkan dalam beberapa bulan ke depan, angka stunting Kota Bogor turun menjadi 10 persen bahkan 0 kasus.

“Kami optimis bisa mencapai itu. Karena sejauh ini terbukti sudah berhasil menurunkan sebanyak 360-an kasus dari 2363 menjadi 2001,” yakinnya.(*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto