25 radar bogor

Meski Macet Parah, Bima Arya Enggan Nonaktifkan SSA, Ini Alasannya

Penutupan Jalan Otista menjelang revitalisasi jembatan yang berimbas pada kemacetan di berbagai titik Kota Bogor, Selasa (2/5). (Radar Bogor/Sofyansyah)

BOGOR-RADAR BOGOR, Penutupan Jembatan Otista mengakibatkan kemacetan parah di sejumlah ruas jalan. Kondisi ini pun akhirnya membuat masyarakat gerah dan berharap ada perubahan pada rute rekayasa lalu lintas.

Mereka ingin Pemerintah Kota Bogor seharusnya mengembalikan arus lalu lintas di Kota Bogor seperti semula tanpa adanya sistem satu arah (SSA) di sekitaran Kebun Raya Bogor (KRB).

Baca Juga: Gerah Dikepung Macet, Warga Minta Sistem Satu Arah Dihilangkan

Pembukaan akses 2 arah di Jalan Jalak Harupat dan Jalan Juanda dinilai akan mempermudah masyarakat. Sebab hal itu dapat memangkas jarak dan waktu tempuh.

Merespons permintaan itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya dengan tegas mengatakan kebijakan tersebut sulit diterapkan. Bima beralasan, hasil kajian menunjukkan beban jalan akan jauh lebih padat.

“Ketika Jalan Jalak Harupat (Sempur) menjadi dua arah, maka akan terjadi penumpukan kendaraan di Simpang Denpom,” ucapnya lewat akun Instagram pribadinya, Selasa (2/5).

Bima menilai, rekayasa lalu lintas yang diberlakukan mengakibatkan kemacetan di beberapa titik. Terutama di Pajajaran menuju Ekalokasari dan dari arah Tugu Kujang menuju Jambu Dua.

Namun, langkah penanganan yang akan diterapkan adalah penyesuaian durasi traffic light (lampu lalu lintas), penambahan petugas, dan sterilisasi parkir di badan jalan.

Baca Juga: Macet Simpang Plaza Keboen Raya, Kendaraan Bakal Diarahkan ke Taman Kencana

“Tidak mungkin sampai akhir tahun kondisi seperti ini. Forkopimda akan terus memonitor di lapangan dan menampung aspirasi warga selama masa adaptasi rekayasa lalu lintas ini yang dapat disampaikan melalui website,” klaimnya. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto