25 radar bogor

Mantan Anggota DPR RI Ini Sarankan Masyarakat Tak Memilih Parpol yang Mengecewakan

DPR
Mantan Anggota DPR, Akbar Faizal, saat podcast bersama CEO Radar Bogor, Hazairin Sitepu Minggu (30/4/2023).

BOGOR-RADAR BOGOR, Mantan Anggota DPR, Akbar Faizal, mengegaskan masyarakat untuk tidak kembali memilih partai politik (Parpol) yang sudah mengkhianati rakyat pada Pemilu 2024 mendatang. Hal itu disampaikannya dalam siniar (podcast) bersama CEO Radar Bogor, Hazairin Sitepu Minggu (30/4/2023).

Baca Juga :

Pria yang duduk di kursi parlemen selama dua periode (2009-2014 dan 2014-2019) ini mengatakan, kondisi politik di Indonesia saat ini tidak sehat. Karena pemilik otoritas bukan pada anggota DPR, melainkan 9 pimpinan parpol. Sehingga anggota DPR tidak berdaulat.

“Ini menjadi anomali besar dalam sistem demokrasi Indonesia, sebab yang dipilih wakil rakyat. Agenda partai sekarang bersimpangan dengan agenda rakyat. Dalam banyak situasi, agenda rakyat sering kalah. Salah satunya, disebabkan oleh pengorganisasian demokrasi pada tingkat internal Indonesia yang acap terjadi pertarungan uang untuk membeli suara,” ungkapnya.

Akbar Faizal membeberkan, untuk berkesempatan mendapat kursi para anggota DPR mesti mengeluarkan uang hingga bermiliar-miliar.

“Butuh banyak uang untuk menjadi DPR. Di Sulawesi Selatan (Sulsel) Rp7-10 miliar. Sementara di Jakarta minimal Rp25 miliar. Sedangkan dalam satu tahun pendapatan mereka Rp1,2-1,3 miliar saja. Artinya dalam 5 tahun hanya Rp6 miliar. Maknya banyak anggota DPR yang bermasalah karena harus ngempit,” ucap dia.

Ia juga menyebut, banyak pihak incumbent yang ingin tetap diingat ketika pemilu dengan cara kongkalikong bersama pemerintah memberikan sesuatu kepada rakyat. Padahal menurutnya, pemberian itu memang hak yang mesti didapat oleh masyarakat.

Oleh karena itu, dirinya mengatakan masyarakat harus tahu hak-haknya sebagai warga negara, peran DPR dan pemerintah. Ia mengajak rakyat jangan malas untuk paham dengan skema tersebut sehingga tidak mudah dikelabui.

“Hari ini, antara yang dipilih dan memilih sifatnya transaksional dan bawaannya dendam. Kadang-kadang anggota DPR terpilih memiliki dendam besar apabila di tahun sebelumnya tidak terpilih, padahal sudah memberikan bantuan. Akhirnya yang masuk ke DPR adalah para pedagang salah satunya dagang pengaruh,” jelasnya.

Akbar Faizal berpendapat, untuk mengobati persoalan tersebut perlu diterapkan Pemilu sistem tertutup. Ini dilakukan untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi sembari menunggu ada kebijakan baru untuk menghukum partai yg mangkhianati rakyat.

“Sistem tertutup tidak menyelesaikan masalah. Tapi parpol ternyata tidak mampu menyiapkan diri setidaknya di tingkat internal partai bernama kader yang disesuaikan agenda partai. Dalam sistem terbuka yang masuk ke parlemen adalah para pedagang, pesohor yang tidak mau melakukan apa, anak, cucu pejabat daerah yang dikenal masyarakat untuk mendapat kursi,” terang dia.

Ia menilai, saat ini internal partai tidak sehat. Sebab kader yang ada bukan pada wilayah ideologi melainkan kader dengan wilayah kedekatan dengan tokoh yang sedang berkuasa.

Maka dari itu Akbar Faizal menegaskan masyarakat untuk berhenti memilih partai atau orang yang mengecewakan. Ia mengajak masyarakat memilih partai dan tokoh yang baru.

Dirinya menerangkan, utuk memastikan tokoh yang dipilih memiliki kapabilitas dengan mengetahui cara caleg itu berbicara, menatap, merespons permintaan warga. Sebab baginya anggota DPR harus berbicara dan menyelesaikan permasalahan masyarakat. (fat)

Reporter : Reka Faturachman
Editor : Yosep