25 radar bogor

Takbir Bergema, Puluhan Ribu Jemaah Muhammadiyah Salat Idulfitri di Lapangan Sempur

Salat Idulfitri Muhammadiyah
Puluhan ribu jemaah Muhammadiyah melaksanakan salat Ied, hari raya Idulfitri 1444 Hijriah di Lapangan Sempur, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor tengah, Kota Bogor, Jumat (21/4/2023) pagi. SOFYANSYAH/RADAR BOGOR

BOGOR-RADAR BOGOR, Puluhan ribu jemaah Muhammadiyah melaksanakan salat Idulfitri 1444 Hijriah di Lapangan Sempur, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor tengah, Kota Bogor, Jumat (21/4/2023) pagi. Salat dilaksanakan pukul 07.00 WIB. Kumandang takbir bergema merdu di Lapangan Sempur.

Bertindak sebagai Imam dan Khatib, K.H. DR (HC) Muhyidin Junaidi. Jemaah Muhammadiyah yang diperkirakan mencapai 20.000 itu pun, tampak khusuk melaksanakan Salat Idulfitri di Lapangan Sempur.

“Alhamdulillah, pagi hari ini kita sangat berbahagia serta memberikan apresiasi kepada para jemaah yang ikut serta menunaikan ibadah salat Idulfitri di Llapangan Sempur,” kata Muhyidin Junaidi.

Baca Juga : Salat Idulfitri, Ribuan Jemaah Muhammadiyah Padati Lapangan Sempur

Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini berpesan, Idulfitri adalah hari kemenenangan bagi umat Islam.

Kemudian, dirayakan dengan penuh khidmat, penuh kesederhanaan, penuh kasih sayang, dan toleransi tanpa mengumbar berbagai macam tindakan yang bisa menimbulkan kegaduhan.

“Oleh karena itu mereka yang merayakan Idulfitri seharusnya sudah dibekali dengan sikap-sikap terpuji, sehingga sikap tersebut mencerminkan bahwa mereka berhasil dalam melaksanakan (ibadah) selama bulan suci Ramadan,” ucap Muhyidin Junaidi.

Serta dijelaskan Muhyidin mampu melakukan internasilasi diri, dan berhasil membangun dan meneguhkan jati diri masing-masing.

“Kami berharap dengan perberdaan yang ada dalam peringatan hari besar Idul Fitri ini harusnya tidak bisa dan tidak boleh kita jadikan pemecah kesatuan dan persatuan kita sebagai bangsa karena ini adalah domain ijtihad,” imbuh dia.

“Yang satu menggunakan hisab yang lain menggunakan rukyah, yang penting paham melalui kajian kajian ilmiah, menggunakan teknologi oleh karena itu kami berharap yang berbeda memperingati hari raya Idulfitri tidak show off, tidak demonstratif tetapi justru menahan diri menghormati mereka yang masih berpuasa hari ini,” sambung dia.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat menegaskan, perbedaan itu merupakan domai ijtihad dan tidak ada kaitanya dengan kaidah. Apalagi di Indonesia sebagai bangsa yang memiliki banyak perbedaan baik dari suku, agama dan lainnya.

“Kita tidak pernah menganggap bahwa kita yang paling benar, seperti yang disampaikan oleh Imam Syafi’i RA beliau mengatakan Pendapat kita benar, mungkin pendapat orang lain masih ada benarnya. Jadi itulah sikap Muhamadiyah mulai dari pusat, wilayah hingga daerah,” jelas dia.

Pada kesempatan itu, Muhyidin Junaidi menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat Kota Bogor atas sikap kedewasaan dalam menilai perbedaan.

“Yang kita lakukan ini sebagai ijtihad kami untuk menjaga kesatuan dan kepastian dalam memperingati hari besar,” terang dia.

Oleh karena itu, dia menerangkan bahwa seorang Syekh dari Mesir yang kemudian pindah ke Qatar menyampaikan bahwa Rukyah itu tidak bisa dipastikan, sementara hisab itu sudah bisa dipastikan. “Ini pesan dari kami semoga perbedaan ini menjadi rahmat untuk kita semua,” ucap dia.

Di tempat yang sama, Ketua Muhammadiyah Kota Bogor Madrop mengucapkan ras terima kasihnya kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, DPRD, hingga seluruh Jajaran Polresta Bogor Kota yang sangat membantu.

“Kita berharap kerja sama dengan pemerintah bersama dengan Muhammadiyah agar bisa lebih sinergitas lagi dalam membangun masyarakat Kota Bogor agar lebih aman nyaman damai dan sejahtera,” harapnya.

“Saya yakin perbedaan seperti ini, Insya Allah kita saling paham bahwa perbedaan ini merupakan rahmat bagi kita semua,” tukas dia. (ded)

Reporter : Dede Supriadi
Editor : Yosep