logo-radar-bogor

Menengok Rumah Produksi Ketupat di Bogor Utara, Sehari Habiskan 500 Kg Beras 

Ketupat
Rumah produksi ketupat milik Uti Hurianah di Kelurahan Cimahpar RT 3 RW 7, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. REKA/RADAR BOGOR

BOGOR-RADAR BOGOR, Sudah 22 tahun lamanya Uti Hurianah memproduksi ketupat dari rumahnya. Di bulan Ramadan, produksinya mencapai lima ribu ketupat dalam sehari. Menjelang Idulfitri, produksinya kian bertambah banyak hingga 3-4 kali lipat atau sekira 20 ribu ketupat.

Baca Juga : Mau Nitip Hewan Peliharaan Selama Mudik? 3 Petshop di Kota Bogor Ini Bisa Jadi Pilihan

Ya, Lebaran dan ketupat sudah seperti dua sisi mata uang. Tidak bisa dipisahkan. Kehadiran olahan beras berbalut daun kelapa ini, tak pernah absen dari meja makan di momen hari raya ditemani masakan lain seperti semur, rendang, sayur kuning, atau soto.

Bagi Uti Hurianah, ketupat menjadi keran rezeki bagi keluarganya. Hidupnya selalu berdampingan dengan ketupat, bahkan sejak ia masih kecil. Uti kecil kerap membantu Abah (ayahnya) membuat ketupat.

“Dari dulu Abah berjualan ketupat. Pesanannya banyak sekali. Saya sering bantu, lama-kelamaan mahir dengan sendirinya. Akhirnya tahun 1999 karena terlalu banyak pesanan, saya membuat rumah produksi sendiri,” tuturnya.

Produksi ketupat di rumahnya yang berlokasi di Kelurahan Cimahpar RT 3 RW 7 bukan hanya berlangsung momen Ramadan, melainkan juga di hari-hari biasa. Dalam satu hari, ia memproduksi sebanyak 30 liter beras atau sekira 1200 ketupat yang kemudian dijual ke pasar, para pedagang ketoprak atau ketupat sayur.

“Di hari biasa cuma masak 1 dandang besar saja berisi 30 liter beras. Pada Ramadan meningkat sampai 4 dandang besar atau sebanyak 5000 ketupat. Menjelang Idulfitri bisa sampai 9-12 dandang. Makanya saya bisa stok 10 karung beras byang beratnya 50 kilogram untuk sehari,” beber Uti.

Untuk memenuhi kebutuhan itu, Uti dibantu 3-4 orang sanak familinya yang bertugas mengisi beras ke dalam cangkang ketupat. Sementara untuk membuat cangkang ketupat ia dibantu 10 tetangganya yang diberi upah Rp4 ribu per 100 cangkang ketupat.

Ketupat buatan Uti dijual dengan harga yang beragam. Mulai dari Rp5-10 ribu per ikat, tergantung ukuran ketupat. Satu ikatnya berisi 10 buah ketupat. Selain dijajakan di kiosnya, ketupat Uti juga dipasok ke Pasar Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah.

Ketupat buatannya dinilai para pelanggan memiliki rasa yang lebih enak dibanding ketupat lain. Selain itu Uti juga tidak pernah menggunakan bahan pengawet sehingga lebih aman dikonsumsi.

Baca Juga : Jelang Idul Fitri, Dokter Rayendra Gelar Pasar Murah Daging

“Karena tidak pakai pengawet ketupatnya hanya bisa bertahan sehari semalam saja di suhu ruangan. Kalau disimpan di kulkas bisa bertahan tiga hari,” terangnya.

Dirinya bersyukur dari usahanya yang sudah berjalan selama 22 tahun itu, Uti bisa memenuhi kebutuhan keluarga serta mensekolahkan ke-5 anaknya. (fat)

Reporter : Reka Faturachman
Editor : Yosep