25 radar bogor

Teknologi 3D Printer untuk Aplikasi Pangan

Milka Sulistiawati

Jurusan Magister Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan (Fateta), Institut Pertanian Bogor (IPB)

Populasi manusia meningkat secara eksponensial dalam 50 tahun terakhir ini, sehingga mengakibatkan kebutuhan pangan juga meningkat drastis.

Hal ini tidak sejalan dengan kemampuan sumber daya alam untuk memperbaharui diri secara berkelanjutan.

Sebagai akibatnya terjadi potensi kekurangan pangan di masa yang akan datang. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan adalah mengurangi sampah makanan, meningkatkan jumlah produksi makanan, mengurangi ketergantungan pada sumber pangan hewani dan meningkatkan konsumsi sumber pangan yang lebih sustainable.

Perubahan pola konsumsi pangan bukan merupakan proses yang mudah dan perlu penyesuaian dari sisi teknologi pembuatan dan juga keberterimaan produk pangan baik secara nutrisi, sensori dan ekonomi.

Terdapat beberapa kebaharuan pada teknologi pembuatan pangan, salah satunya yang melibatkan food design yaitu teknologi 3D printer.

Teknologi 3D printer pada awalnya digunakan pada industri manufaktur berbahan dasar logam, plastik, dan sejenisnya, dengan membuat replika model 3 dimensi berdasarkan desain komputer.

Hal ini kemudian dikembangkan ke industri pangan dengan tujuan untuk memproduksi pangan yang lebih sustainable.

Teknologi 3D printer menggunakan sistem ekstruksi, ink-jet, dan binder jetting untuk memproduksi pangan berdasarkan desain input yang diberikan.

Setiap produk yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan personal konsumen, seperti nutrisi, tekstur dan rasa yang sesuai. Beberapa keunggulan dari aplikasi 3D printer pada produksi pangan adalah :

 Meningkatkan efisiensi

Membuka peluang terjadinya otomatisasi pada produksi pangan, selain itu teknologi ini juga mendukung akurasi penggunaan bahan baku sesuai dengan input desain yang diberikan.

 Meningkatkan inovasi

Membuka peluang untuk dapat melakukan trial skala kecil dengan mengkombinasikan beberapa material untuk menghasilkan jenis pangan dengan karakteristik baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

 Meningkatkan sustainability

Mengurangi terjadinya sampah makanan akibat proses produksi pangan dalam skala besar, ataupun akibat produksi pangan yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen.

Dengan demikian diharapkan penggunaan bahan baku, teknologi proses pengolahan, dan masalah sampah makanan dapat terkontrol dengan baik.

Beberapa contoh aplikasi 3D printer pada pengolahan pangan adalah pada pembuatan daging berkultur (cultured meat), daging analog, coklat, pasta, dan beberapa aplikasi untuk perbaikan tekstur pangan.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mendukung perkembangan 3D printer yaitu pengembangan bahan baku yang digunakan, penyempurnaan teknologi printing dan kajian keamanan pangan pada produk hasil 3D printer.

Pengunaan 3D printer berpotensi sebagai salah satu cara untuk menghasilkan produk pangan yang sustainable dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan di masa yang akan datang.