BOGOR-RADAR BOGOR, Momentum Ramadan selalu dimanfaatkan untuk menimba amalan dan ilmu agama sebanyak-banyaknya. Hal itu pula yang dicontohkan SDN Cimanggu Kota Bogor dengan rangkaian kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat) Ramadhan 1444 H.
Suasana area SDN Cimanggu pun berubah selama sepekan terakhir. Lantaran kegiatan Sanlat itu sudah berlangsung sejak Senin (10/4) dan akan ditutup pada Jumat, hari ini (14/4).
Baca Juga: Dua Pekan Ramadan, 41 Pengemis Musiman Diamankan Dinsos Kota Bogor
Murid-murid tak lagi mengenakan seragam sekolah seperti biasanya. Mereka tampil lebih santai dengan busana muslim. Bahkan, mereka mengikuti sejumlah materi Sanlat dengan nuansa lesehan bersama teman-teman di sejumlah ruang kelas.
Guru SDN Cimanggu Kota Bogor, Hj. Tety Haryati mengungkapkan, kegiatan Sanlat itu memang sudah rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Akan tetapi, momentum kali ini sungguh berbeda dibanding sebelumnya yang masih dilanda pandemi.
“Kalau sekarang, sudah tidak ada pembatasan lagi. Jadi, anak-anak juga antusias bisa berkumpul ikut Sanlat bersama teman-temannya. Meskipun tetap kita minta guru-gurunya juga ikut awasi,” tutur Tety Haryati, Jumat (14/4).
Berbagai materi atau topik tentang keagamaan pun diberikan untuk murid-murid SDN Cimanggu. Materi tersebut berbeda-beda setiap harinya. Mulai dari Alquran, Tarikh atau Sejarah, Fiqih, Aqidah, hingga Akhlak.
“Kegiatannya itu juga tidak full sampai sehari. Karena setiap kelas punya jadwal masing-masing. Biar anak-anak juga tidak capek, sehingga tetap bisa menjalankan ibadah puasa Ramadan,” terangnya.
Ia berharap, Sanlat bisa meningkatkan pengetahuan keagamaan dan membentuk akhlak murid-murid SDN Cimanggu ini. Anak-anak adalah generasi penerus masa depan yang harus dibentuk sejak dini. Menurutnya, jadi apa mereka di masa yang akan datang, ditentukan pula dari pendidikan di sekolah dasar.
Sanlat juga selalu diawali dengan salat Dhuha, tadarus Alquran, hingga tausiah. Pada hari terakhir, dirangkaikan dengan santunan terhadap anak-anak yatim dari SDN Cimanggu.
Baca Juga: Semarak Ramadan, Sanggar MCB Youth Berbagi Takjil
Sementara itu, salah satu guru, Silviani mengakui, Sanlat Ramadhan juga menjadi momen yang dinikmati murid-muridnya. Karena bisa mendekatkan diri dengan ilmu agama.
“Orang tua juga senang karena anak-anaknya ikut sanlat. Selama pelaksanaan seminggu ini, pembelajaran di kelas ditiadakan. Diganti dengan belajar agama. Jadinya, guru-guru kelas ikut membantu,” ungkap perempuan yang mengampu kelas 5 ini. (*/mam)
Editor: Imam Rahmanto