25 radar bogor

Ribuan Ikan Mati di Sungai Cileungsi, Bau Amis Serang Pemukiman

Ribuan api mati di sekitar aliran Sungai Cileungsi akibat pencemaran berat oleh limbah pabrik. (Radar Bogor/ Arif Al Fajar)

GUNUNG PUTRI-RADAR BOGOR, Banyaknya ikan yang mati di aliran Sungai Cileungsi ini juga membuat aktivitas warga terganggu. Pasalnya, bau amis sempat menyeruak gara-gara banyaknya bangkai ikan yang tergeletak di sepanjang sungai.

Bangkai ikan yang tercemar limbah mulai membusuk. Bau amis itu tercium di sejumlah pemukiman warga.

Baca Juga: Sungai Cileungsi Terus Tercemar Limbah Pabrik, Legislator Senayan Geram

“Bau amis itu pada hari Sabtu malam. Itu sampai warga yang tarawih di masjid membatalkan karena bau amis sangat menyengat,” kata Ketua KP2C, Puarman, kepada Radar Bogor, Selasa (11/4).

Bau amis itu tercium di pemukiman yang berada tidak jauh dari aliran sungai. Di antaranya perumahan Vila Nusa Indah 5, perumahan Vila Nusa Indah 2, perumahan Vila Nusa Indah 1, Perumahan Bumi Mutiara.

Bau amis mulai hilang saat hujan cukup deras mengguyur di hulu sungai. Pada Minggu (9/4), bangkai ikan sudah tersapu menuju kali Bekasi.

Tercemarnya sungai Cileungsi kali ini dinilai berbeda dari pencemaran lima tahun terakhir. Lantaran pencemaran pada lima tahun terakhir diawali dengan bau menyengat limbah di aliran sungai. Bahkan, air sungai berubah menjadi hitam seperti oli dan berbuih.

“Kami juga heran, ini gak ada bau gak ada perubahan warna air, tapi mematikan. Warga khawatir sumber air mereka itu tercemar,” ungkapnya.

Kondisi ini pun membuat warga waswas. Mereka takut sumber air mereka tercemar limbah yang mencemari Sungai Cileungsi.

Sementara itu Nanda salah satu warga mengaku, kondisi air sumur di rumahnya saat ini tidak terasa bau. Meski begitu, ia berharap pencemaran sungai Cikeas oleh limbah pabrik itu bisa diselesaikan secara tuntas.

Baca Juga: Sungai Cileungsi Tercemar Limbah Lagi, Kadis DLH Bilang Begini

“Gak ada bau sih, cuman ya agak khawatir saja sih. Setiap tahun seperti ini. Belum pernah tuntas,” tukasnya. (*)

Reporter: Arif Al Fajar
Editor: Imam Rahmanto