25 radar bogor

Akhirnya GKI Pengadilan Diresmikan, Bima Arya Menyesal dan Bahagia

Wali Kota Bogor Bima Arya mendamampingi Menko Polhukam Mahfud MD dan Mendagri Tito Karnavian dalam peresmian Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pengadilan Pos Bogor Barat, Minggu (9/4). (Radar Bogor/ Sofyansyah)

BOGOR-RADAR BOGOR, Pembangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pengadilan Pos Bogor Barat yang berlokasi di Jalan KH. Abdullah Bin Nuh, Cilendek Barat, Kota Bogor resmi digunakan sebagai tempat beribadah‎ bagi umat Kristen, Minggu (9/4).

Peresmian gereja yang bertepatan dengan Perayaan Paskah tersebut ditandai dengan pemukulan gong dan penandatanganan prasasti oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD didampingi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, serta Wali Kota Bogor Bima Arya.

Baca Juga: Hari ini, Gedung GKI di Kota Bogor Diresmikan

“Pak Menko, Pak Mendagri. Tentang gereja ini (GKI Pengadilan) selalu ada dua rasa dalam perasaan saya. Satu rasa penyesalan, kedua rasa kebahagiaan,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya.

Penyesalan yang dimaksud Bima adalah menyesal karena tidak mampu menyelesaikan konflik ini dengan cepat sesuai mimpi para Jemaat Gereja.

“Izinkan saya sekali lagi memohon maaf karena terlambat 15 tahun. Bahagia karena sudah 15 tahun, ujungnya adalah happy ending untuk semua,” ucap dia.

Bima mengatakan, keberadaan GKI Pengadilan Pos Bogor Barat tentunya merupakan wujud dari mimpi yang dicita-citakan dan tempat yang diinginkan sejak lama sebagai tempat ibadah. Baginya, peresmian GKI Pengadilan sendiri merupakan bentuk toleransi di Kota Bogor.

“Tapi Insyaallah bagi kita semua gereja ini adalah sumber hikmah bahwa keberagaman dan toleransi tidak akan bisa tumbuh hanya dengan retorika dan narasi semata,” ungkap Bima Arya.

Menurut dia, toleransi dan keberagaman hanya bisa diwujudkan dengan kebesaran hati dan kekuatan. Tidak mungkin semua yang ada di sini tanpa kebesaran hati, dan tidak mungkin gerreja yang megah ini berdiri tanpa keberanian.

“Keberanian dari Forkopimda untuk pasang badan di depan bahwa negara hadir. Tidak mungkin gereja hadir tanpa orkestra bersama melawan arus yang mungkin tidak mengenakan, yang mungkin tidak sesuai dengan kehendak semua,” ucap dia.

Ia menceritakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor saat itu berupaya menyelesaikan sengkarut persoalan GKI Yasmin.

Baca Juga: Pembangunan Gereja GKI Pengadilan, Menag Sebut Sejarah Kota Bogor dan Indonesia

Kasus Gereja GKI Yasmin Bogor ini telah berlangsung sejak 2008. Ketika jemaat GKI mulai membangun gereja setelah memperoleh Izin Mendirikan Bangunan (IMB) resmi.

Pada 2020, wali kota dua periode ini menunjuk Camat Bogor Barat Juniarti Estiningsih untuk membantu menyelesaikan konflik GKI Yasmin yang telah terjadi belasan tahun di Kota Bogor.

“Saya katakan kepada beliau tugas anda satu, bantu selesaikan jemaat gereja Pengadilan untuk kembali mendapatkan tempat ibadah. Tak kenal lelah, membangun komunikasi dengan semua tanpa terkecuali,” ucap dia.

Pertengahan tahun 2021, Pemkot memberikan lahan hibah untuk pembangunan gereja. Lahan tersebut tak lagi berada di lokasi awal yang menjadi konflik, tetapi bergeser beberapa ratus meter dari lokasi sebelumnya.

Setelah memberikan hibah lahan, Pemkot Bogor kemudian menindaklanjutinya dengan menerbitkan surat izin mendirikan bangunan (IMB).

Langkah Pemkot Bogor mendapat dukungan dari pihak sinode, para jemaat, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), MUI, DMI, RT, RW, LPM, serta pihak lainnya.

Berdasarkan catatan, ada sekitar 30 pertemuan resmi dan 100 pertemuan informal yang telah digelar demi mencari ujung penyelesaian konflik GKI Yasmin.

Dalam kesempatan ini, Bima menekankan dialog merupakan kata kunci keberhasilan penyelesaian konflik GKI Yasmin. Baginya, dialog merupakan kata kunci atas dasar kesetaraan dan keterbukaan.

“Kesetaraan dan keterbukaan Insya Allah akan membawa kepercayaan. Dan kepercayaan berujung pada kesepakatan dan kesempatan ini kami ucapkan terima kasih luar biasa kepada pak Mahfud. Tidak pernah lupa kita ketika bapak mengatakan negara harus hadir, bahwa aparat akan membackup secara penuh,” ucap dia.

“Izinkan saya juga menyampaikan terima kasih kepada guru saya, di mana saya belajar serius untuk mengelola konflik karena jam terbang beliau menangani konflik panjang di negeri ini, bapak Tito Karnavian,” sambung dia.

Mantan Kapolri itu, dijelaskan Bima, mengajarkan bagaimana merumuskan strategi secara detail, melakukan pemetaan, dan tidak hanya bermodalkan retorika saja.

“Dan juga bimbingan dari Komnas HAM yang tidak pernah bosan mengingatkan bahwa ada utang yang belum selesai,” ucap dia.

Selain itu, Bima Arya menilai GKI Pengadilan sangat spesial lantaran bukan hanya menjadi ibadah rutin bagi Jemaat tetapi akan menjadi monumen pengingat yang abadi bahwa kebersamaan hanya akan tercipta ketika menerima dan memahami perbedaan.

Dia berharap, hikmah perjalanan panjang GKI Pengadilan hingga diresmikannnya banguna tersebut menjadi kekuatan bagi bangsa untuk terus merawat kebersamaan dalam keberagaman.

Baca Juga: Staf Khusus Wapres Datangi Pemkot Bogor, Singgung Soal Gereja Yasmin

Sehingga cerita perjalanan Gereja ini juga dapat menambah keyakinan bagi seluruh pemimpin, juga kepala daerah untuk terus memuliakan manusia, dan menjadikan kota-kota di Indonesia yang menjungjung tinggi nilai toleransi.

“Hari ini istimewa karena bertepatan dengan perayaan Paskah. Semangat Paskah adalah semangat kemenangan, kebangkitan dan harapan. Hari ini tidak ada yang kalah, hari ini semua kita menang,” pungkas dia.(*)

Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto