25 radar bogor

Tradisi Ramadan di Leuwiranji, Tabuh Beduk Hingga Malam

Warga rutin melaksanakan tabuh beduk selepas salat tarawih hingga pukul 22.00 WIB di Kampung Leuwiranji, Desa Sukamulya, Rumpin, Bogor. (Radar Bogor/ Jaenal Abidin)

RUMPIN-RADAR BOGOR, Masyarakat Kampung Leuwiranji Desa Sukamulya masih rutin melaksanakan tabuh beduk selama Ramadan. Hal itu menjadi salah satu tradisi keagamaan yang yang dilestarikan turun-temurun.

“Ini tradisi tujuannya untuk menjaga silaturahmi serta ucap syukur menjalani ibadah di bulan puasa,” ungkap Koordinator Tabuh Beduk di Masjid Al Husna, Ahmad Tartusi.

Baca Juga: 12 Tradisi Menyambut Ramadan di Berbagai Daerah di Indonesia

Ia menjelaskan, tabuh bedug biasa dilaksanakan setelah selesai melaksanakan salat tarawih. Beduk akan ditabuh hingga pukul 22.00 WIB.

Tak ada yang merasa terganggu dnegan suara tabuhan beduk yang bertalu-talu. Tradisi itu justru menjadi identitas tersendiri bagi warga di Kampung Leuwiranji dan menjadi kearifan lokal.

Puncak acara tabuh beduk bakal ditemui kala malam takbiran. Semua RT di RW 4 mengirimkan timnya untuk datang ke meajid untuk menabuh beduk. Tentu saja, pertanda menyambut hari kemenangan atau hari raya Idulfitri.

Ketua Ikatan Pemuda Leuwiranji (IPL), Endang Bahri Komara mengakui tradisi semacam itu memang patut dilestarikan. Pemuda pun mesti merawat budaya sehingga tidak hilang ditelan zaman.

“Giat tabuh beduk ini juga sekaligus sarana olahraga di bulan Ramadan. Ada beberapa beduk yang dipakai khusus di dalam kegiatan ini,” kata Endang.

Bahan beduk sendiri diibuat secara khusus dari kayu waru agar tidak mudah patah. Sementara, kulit beduk memakai kulit lembu atau sapi sehingga tidak mudah robek atau rusak.

Baca Juga: Menu Ramadan Hari ke-13 : Sup Misoa Bakso Tahu Lezat dan Menyehatkan

“Untuk pembuatan beduk dan merawat tradisi ini, kami selalu meminta arahan dari Kyai Haji Wahid sebagai sesepuh di kampung ini yang piawai membuat beduk berkualitas,” katanya.(*)

Reporter: Jaenal Abidin
Editor: Imam Rahmanto