25 radar bogor

Rajin Skrining jadi Kunci Atasi Hipertensi

dr. Winy Katarina, SpPD

BOGOR-RADAR BOGOR, Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa menjadi masalah serius yang perlu perhatian khusus. Bukan hanya jadi masalah nasional, penyakit ini bahkan sudah menjadi masalah global.

Sebab, diperkirakan pada tahun 2025 sebanyak 29 persen dari penduduk dunia mengalami kondisi ini. Penyebab utamanya yakni gaya hidup masyarakat yang tidak sehat.

Baca Juga: Ashanty Siap Jalani Operasi, Aurel Sedih Ibu Sambungnya Alami Berbagai Penyakit

Hipertensi juga sering menjadi biang masalah dengan berkomplikasi dengan penyakit lain. Hipertensi yang menyerang organ otak akan menyebabkan sakit stroke. Apabila menyerang jantung atau ginjal mengakibatkan gagal jantung maupun gagal ginjal.

Penyakit ini bahkan sering disebut dengan silent killer. Sebab 2/3 penderita hipertensi seringkali tidak merasakan gejala dari penyakitnya tersebut. Dalam kondisi terparah penderitanya mengalami stroke hingga serangan jantung secara tiba-tiba.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Mayapada Hospital Bogor BMC dr Winy Katarina, Sp.PD menjelaskan, hipertensi dapat disebabkan beberapa faktor di antaranya faktor usia, keturunan, penyakit diabetes, gaya hidup yang tidak sehat, serta kelainan pada organ ginjal.

“Umumnya hipertensi terjadi pada seseorang berusia di atas 40 tahun. Kemudian hipertensi juga dapat diturunkan dari orang tua yang menderita hipertensi. Penyakit diabetes dan gaya hidup yang tidak sehat juga mendorong terjadinya hipertensi. Misalnya jarang berolahraga, terlalu banyak makan asin, mengandung MSG, atau berlemak,” jelasnya.

Karena sering tidak disadari, oleh karenanya Wini menyebut penting bagi masyarakat untuk memeriksakan diri dengan melakukan skrining hipertensi. Skrining perlu dilakukan setidaknya satu bulan sekali meskipun tubuh masih dalam kondisi sehat.

Skrining bertujuan mengetahui kondisi tekanan darah serta potensi-potensi penyakit lain. Pemeriksaan sejak dini membuat tindakan penanganan menjadi lebih ringan ketimbang penanganan pada kondisi yang terlanjur parah.

Skrining penting dilakukan pada orang-orang yang memiliki resiko tinggi terkena hipertensi. Misalnya seseorang di atas usia 40 tahun, memiliki ayah atau ibu penderita hipertensi, dan juga penderita obesitas.

“Bahkan pemeriksaan tensi darah perlu dilakukan setiap hari bagi seseorang yang sudah hipertensi,” imbuh dr. Wini.

Upaya medical check up juga perlu dilakukan oleh masyarakat. Ia menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan tersebut setidaknya sekali dalam setahun. Namun bagi penderita hipertensi dianjurkan sebanyak sekali dalam 3 bulan.

“Mayapada Hospital Bogor BMC menyediakan berbagai paket yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan skrining dan medical check up. Selain hipertensi masyarakat juga dapat mrngetahui resiko penyakit lainnya,” tutur dr. Wini.

Baca Juga: WHO Tegaskan Covid Masih Jadi Penyakit Menular Berstatus Darurat Kesehatan Global

Ia menjelaskan hipertensi memiliki beberapa stage atau stadium. Pada tensi 140/90 seseorang sudah tergolong hipertensi dan perlu minum obat untuk menormalkan tensinya.

“Tensi 160/100 sudah masuk stage 2. Penderitanya perlu obat lebih dari 1 golongan. Obat hipertensi harus dikonsumsi seumur hidup. Tidak usah takut minum obatnya karena khawatir merusak ginjal. Karena obat hipertensi diminum untuk melindungi ginjal untuk tetap sehat,” imbuhnya.

Stage 3 merupakan tahap yang mesti sangat dihindari. Sebab penderita dengan tensi di atas 180 berpotensi mengalami kerusakan pada organnya.

Tindakan pencegahan yang dilakukan untuk menghindari hipertensi dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat. Salah satunya dengan menghindari makan makanan terlalu banyak garam dan berlemak. Selain itu olahraga menjadi aktivitas penting yang tidak boleh dilupakan. Dengan begitu potensi hipertensi dapat lebih diminimalisir.(*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto