25 radar bogor

Etika Dunia Internet: Jarimu, Harimaumu

Ilustrasi sosial media
Ilustrasi sosial media

BOGOR-RADAR BOGOR, Ketua Umum Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi UNPAD, Dr. Pitoyo membagikan tips bermedia sosial (medsos) yang baik.

Pertama, jujur apa adaya dan jangan berbohong kepada publik. Jika memposting sesuatu, sertakan data yang akurat dan cek kebenarannya, jangan asal membagikan informasi.

“Lalu kutip sumber Anda seperti sertakan gambar dan selalu tampilkan sumber gambar yang diambil, contohnya seperti link pemilik gambar,” ujarnya dalam seminar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk ‘Etika Dunia Internet: jarimu Harimaumu’, Minggu 2 April 2023.

Selain itu, penting juga menjelaskan sedikit mengenai foto yang ditayangkan agar tidak menimbulkan asumsi lain.

“Beri keterangan siapa penulis dan referensinya,” sambungnya.

Selanjutnya, harus bersikap transparan berkaitan dengan gaya hidup yang biasa dijalani.

Jadilah apa adanya, hindari pamer harta, pamer kekuasaan, dan tidak peduli lingkungan atau memperlihatkan kemewahan.

Kemudian, jangan mengeksploitasi emosi dengan kata-kata kasar dan meme yang menghina atau mengedit foto dengan konotasi yang negative karena dapat dikaitan dengan UU ITE.

Baca juga: Sehat Berinternet, Begini Caranya Agar Tak Kena UU ITE

“Perlu juga kita hati-hati dalam berkata-kata di medsos, jangan sampai menyinggung ras, agama, atau budaya lain, terlebih banyaknya suku, ras, dan budaya di Indonesia,” sambungnya.

Lalu yang perlu dipertimbangkan juga yaitu value dari postingan kita. Seberapa mengedukasi kah postingan tersebut.

Sebab, apapun yang kita posting akan mempengaruhi integritas pribadi diri kita.

“Terakhir tetap semangat untuk terus kreatif dan inovatif serta selalu berfikir positif di medsos,” ungkapnya.

Selanjutnya, Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI Mar. (Purn) Sturman Panjaitan mengatakan, yang tepat sebenarnya bukan jarimu Harimaumu, tetapi jarimu adalah pikiranmu.

Menurutnya, setiap tindakan kita didunia nyata maupun dunia maya harus menggunakan etika.

“Jangan jarimu perasaanmu, karena banyak emosi yang terlalu campur aduk di perasaan tersebut yang akan tertuang dipostingan kita,” pesannya.

Ia menjelaskan, bermedsos harus bijak dan bukan lagi mengenai perasaan yang harus selalui diluapkan. Namun, kita harus memfilter dan bijak dalam bermedsos atau membuat postingan di medsos.

“Jika satu orang memposting hal yang positif, maka warganet lain pasti akan terinpsirasi, dan jika rantai postif itu terbentuk maka akan membawa dampak positif yang besar untuk dunia digital kita,” terangnya.

Sementara itu, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat semakin mempertegas kita sedang menghadapi era disrupsi teknologi.

Untuk mengahadapi hal tersebut, semua pihak harus mempercepat kerjasama dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia.

“Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi. Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi SDM,” tandasnya. (ran)