25 radar bogor

Asyik di Sosial Media, Harus Pintar dan Perhatikan Etika Juga

Ilustrasi Sosial Media.
ILUSTRASI. Tangkal radikalisme di media sosial. (Dado Ruvic /Reuters)

BOGOR-RADAR BOGOR, Etika dalam memanfaatkan ruang-ruang digital, mutlak diperlukan untuk menjadi seorang yang pintak dan bijak di dunia internet.

Anggota Komisi I DPR RI, Krisantus Kurniawan menjelaskan, dengan bekal karakter etika sesuai nilai kebangsaan, maka generasi muda siap menghadapi gelombang besar era 4.0.

“Oleh karena itu, menanamkan karakter etika sebagai implementasi nilai Pancasila bagi generasi milenial sangat diperlukan,” kata Krisantus dalam webier Ngobrol Bareng Legislator bertema ‘Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar’ pada Sabtu, 1 April 2023.

Menurutnya, impelementasi tersebut dimualia sejak usia dini, daeri lingkungan keluarga, sekolah, hingga lingkungan sosial masyarakat. Termasuk pada lingkungan birokrasi atau pemerintahan.

“Terutama peranana pendidikan nasional dalam menanamkan karakter etika yang kuat demi tercapainya tujuan nasional. Jadi sangat penting kita pintar, bikan disertai etika dalam berinternet,” kata Krisantus.

Narasumber lainnya, Dr Jokhanan Kristiyono menilai, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadi masyarakat digital yang pintar. Salah satunya tentu memahami teknologi digial dan cara kerjanya.

“Anda dapat memulai dengan membaca buku, mengikuti kursus online atau mengikuti pelatihan teknologi. Selain itu juga masyarakat perlu memahami risiko digital yang ada, seperti keamanan data dan privasi,” kata Jokhanan.

“Anda dapat mempelajari cara melindungi data pribadi dan menjaga keamanan di dunia digital. Tentu saja disamping itu mempelajari literasi digital. Mempelajari literasi digital, yaitu kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, menggunakan, berbagi, dan menciptakan informasi dengan menggunakan teknologi digital. Ini juga termasuk kemampuan untuk memilah dan memilih informasi yang baik dan benar,” lanjutnya.

Founder and COO of Bicara Project, Joddy Caprinata menyebeut ada empat pilar literasi digital.

Yakni cakap atau mampu menggunakan dan memanfaatkan perangkat digitraln, budaya atau mampu membentuk pola harmonis dalam dunia digital, aman atau mampu menjaha diri dari bahay dunia digital dan etika atau mampu berinteraksi dengan baik di dalam dunia digital.

“Selain itu sebagai masyarakat kita perlu mendapatkan berbagai manfaat yang tersedia di dunia digital seperti mengkonsumsi konten yang baik, posting hal positif sehingga dapat menularkannya ke berbagai orang dan tidak mengakses konten ilegal,” kata dia.

Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan jika, dalam menggunakan ruang-ruang digital tetap diperlukan batasan agar tidak kebablasan, meski teknologi informasi saat ini bisa dilepaskan dari sendi-sendi kehidupan manusia.

“Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disubsi teknologi. Untuk mengahadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia,” jelas Semuel. (ran)