25 radar bogor

Datang ke Kota Bogor, DPR RI Timba Ilmu Kelola Perpustakaan

Komisi X DPR RI mengunjungi perpustakaan Kota Bogor, Kamis (30/3). (Radar Bogor/ Dede Supriadi)

BOGOR-RADAR BOGOR, Komisi X DPR RI banyak mendapatkan ilmu saat melakukan kunjungan kerja spesifik ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Kamis (30/3).

Kunjungan yang dilakukan Panitia Kerja (Panja) sendiri terkait peningkatan literasi dan peningkatan tenaga perpustakaan.

Sebelum menyambangi perpustakaan, rombongan Komisi X DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Abdul Fikri, mendengarkan pemaparan dari Wali Kota Bogor Bima Arya.

Baca Juga: Kerahkan 27 Relawan Literasi Squad, Perpustakaan Buka Sabtu-Minggu

“Kita datang kunjungan ini spesifik khusus pendidikan. Tetapi, karena ada panitia kerja peningkatan literasi dan peningkatan tenaga perpustakaan maka kita datang ke sekolah kemudian ke perpustakaan,” kata Abdul Fikri.

“Tujuannya bagaimana cara meningkatkan literasi kita yang dari hari ke hari, tahun ke tahun itu masih tertinggal,” sambung Abdul Fikar.

Saat ini, dijelaskan Abdul Fikar baik literasi, numerasi, dan pengetahuan di Indonesia masih tergolong sangat kurang. Oleh karenanya, Komisi X DPR RI berupaya menggali dan mendengarkan keluhan yang terjadi di daerah.

“Tetapi dari Bogor ini banyak mendapat pelajaran, best practice, juga (kami mendapatkan) keluhan yang mereka rasakan,” ucap dia.

Dalam kesempatan itu, Komisi X DPR RI mengapresiasi Pemkot Bogor yang mampu berlari dalam mengembangkan Perpustakaan Kota Bogor.

“Ini bisa saja jadi contoh. Tadi cerita pak wali semula tidak ada gedung, lalu mungkin kurang perhatian juga. Dulu, perpustakaan hanya dikunjungi lima puluh orang. Sekarang 500 orang,” jelas Abdul Fikar.

Apalagi berdasarkan catatan kunjungan perpustakaan, sudah ada 300 orang hingga siang hari.

“Tidak salah memilih sampel Bogor untuk mendapatkan keluhan-keluhan, dan best practice yang ada di Bogor,” kata Abdul menambahkan.

Kendati pengelolaan perpustakaan yang sudah baik, Abdil Fikar menemukan masalah yang cukup krusial yakni jumlah Pustakawan yang sangat minim. Apalagi, pemerintah ketika membuka formasi P3K tidak ada pustakawan.

“Jadi, bagaimana meningkatkan literasi. Sementara, status pegawai di perpustakawan bukan pustakawan yang mempunyai latar pendidikan cukup terkait perpustakaan,” ungkap dia.

Hal senada diungkapkan Anggota Komisi X DPR RI Rano Karno. Menurut dia, ada tiga kelompok dalam meningkatkan literasi. Mulai dari aktor, kultur, dan infrastruktur.

“Perpustakaan ini adalah infrastruktur. Sementara yang paling penting aktor yakni pustakawan, karena mengelola perpustakaan ini punya ilmu sendiri,” ucap dia.

“Itu kualifikasinya pustakawan yang paham tentang buku, manajemen buku, distribusi, dan segala macam. Itu yang harus diperbaiki kalau kita ingin mebdapatkan kulture (gemar membaca),” papar dia.

Baca Juga: Perpustakaan Harus Menjadi Ruang Belajar Terbuka Untuk Masyarakat, Ini Alasannya

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku dalam kesempatan itu pihaknya memberikan masukan yang selaras. Kedua, tentang keberpihakan dari pemerintah untuk membangun infrastruktur. Dan, ketiga koleksi buku untuk mendorong literasi.

“Effort kita harus lebih, ikhtiar kita harus lebih, agar anak anak kita mau membaca. Kami berterimakasih kunjungan ini dan menyemangati kami untuk membangun perpustakaan ini kelas dunia,” tukas dia.(*)

Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto