25 radar bogor

Lawan Radikalisme di Medsos, Begini Caranya

Ilustrasi Sosial Media.
ILUSTRASI. Tangkal radikalisme di media sosial. (Dado Ruvic /Reuters)

BOGOR-RADAR BOGOR, Komisi I DPR RI dan Kementerian Kominfo telah berdiskusi dengan Badan Intelegensi Negara dan Badan Cyber Negara dan semua stakeholder untuk bersama-sama memerangi radikalisme di Indonesia, termasuk di medsos.

Anggota Komisi I DPR RI Sturman Panjaitan mengatakan, ada jutaan seragan siber setiap hari, baik dari organisasi atau perorangan yang berisi informasi yang sangat radikal yang sangat berbahaya untuk masyarakat.

Banyak juga situs yang ditakedown oleh pemerintah, namun banyak juga situs yang terus muncul terkait radikalisme.

Belum lagi, di tahun politik yang sudah sangat dekat, banyak pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan momentum tersebut sebagai pencintraan dan menggunakan narasi agama yang mendeskriditkan atau menjatuhkan orang lain.

“radikalisme yang menganggu bisa kita eliminasi. Kami terus memberikan literasi yang membangun dan menarik agar masyarakat ingin menambah ilmu,” ujar Sturman dalam seminar online bertajuk ‘Berantas radikalisme di medsos’ yang digelar Kementerian Kominfo dan DPR RI, Jumat 24 Maret 2023.

Dekan Fakultas Ilmu Komuikasi Universitas DR. Soetomo Surabaya, Harliantara menjelaskan, saat ini jaringan kelompok radikal di Indonesia termonitor masih terus melakukan konsolidasi dan manuver untuk melaksanakan agenda perjuangannya.

Paham radikalisme masih menjadi ancaman nyata bagi bangsa indonesia. Paham ini terindikasi kuat telah masuk ke berbagai lini kehidupan masyarakat, termasuk dunia pendidikan.

Kelompok radikal terus berupaya menyebarkan paham dan ideologinya ke berbagai elemen masyarakat. Jaringan kelompok radikal mempunyai metode yang sistematis dalam menyebarkan ajarannya dan merekrut anggotanya.

“Saat ini, polanya mengalami perubahan, yakni memanfaatkan teknologi informasi, seperti medsos, di antaranya Twitter, Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Telegram. Penyebaran menggunakan teknologi informasi kini menjadi pilihan kelompok radikal, karena penyebarannya dianggap lebih cepat dan massif,” terangnya.

Hal itu dilakukan lantaran penyebaran melalui teknologi informasi tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Selain itu, bisa menyasar semua lini masyarakat dalam waktu yang singkat.

Sementara itu, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat semakin mempertegas kita sedang menghadapi era disrupsi teknologi.

Untuk mengahadapi hal tersebut, semua pihak harus mempercepat kerjasama dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia.

“Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi. Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi SDM,” tandasnya. (*/ran)