logo-radar-bogor

Hati-Hati, Memilih Makanan dan Minuman Berbuka Puasa dan Sahur

ILUSTRASI. Kebersamaan keluarga bisa didapat melalui bonding time, sebaiknya dilakukan secara teratur walaupun dalam waktu singkat. Termasuk saat menyiapkan sahur. (Shutterstock)

BOGOR-RADAR BOGOR, Masuk bulan Ramadan, seringkali masyarakat berburu makanan untuk berbuka puasa atau akrab disebut takjil. Apalagi, pasca pandemi Covid-19, penjual-penjual takjil kembali marak selama bulan puasa.

Terkait hal tersebut,  Manager Halal Auditor Manajemen LPPOM MUI, Ade Suherman, menuturkan bahwa sebagai umat Islam wajib mengonsumsi makanan yang halal dan thoyib (baik,red).  “Cara yang mudah adalah kita mengecek logo halal pada produk tersebut. Kenapa demikian? Karena sekarang sudah harus ada sertifikasi halal, terutama makanan dan minuman itu sudah wajib,” jelas Ade saat IG Live di IG LPPOM MUI, Sabtu (25/3).  Tambah dia, sebagai muslim wajib mengonsumsi yang halal tersebut.

Baca Juga: Ada Pendaftaran Sertifikasi Halal Gratis untuk 1 Juta Pelaku UKM, di Bogor Ini Lokasinya

Begitupun terkait thoyib atau baik, menurut Ade, definisinya lebih ke arah mutu, kualitas pangan. “Artinya premium quality, sehingga ketika mengonsumsi yang halal maka kualitasnya juga harus baik. Misalnya penderita diabetes, ketika mencari makanan yang halal maka harus diperhatikan aspek thoyibnya yakni makanan itu tidak mengandung gula berlebih,” beber dia.

Sehingga, kata Ade, jelas tidak hanya halal, makanan atau minuman juga harus baik bagi kesehatan si konsumen. Dengan kondisi sekarang, di mana makanan dan minuman menjamur di mana-mana yang menggoda selera, meskipun itu di pinggir jalan.  “Nah, karena itulah ke depan LPPOM MUI juga ingin menerapkan halal tidak hanya pada perusahaan besar atau restoran-restoran, tapi juga pelaku usaha kecil yang menjamur di pinggir jalan dan kios-kios biasa,” ujar Ade.

Terkait makanan frozen yang marak sejak pandemi, kata Ade, sebaiknya konsumen cerdas mencari dan mengamati kehalalaln produk yang dibekukan tersebut. Mulai dari aspek halalnya, keamanan pangannya, maupun proses pengolahannya. “Jadi sebaiknya cari yang sudah jelas aman, dan penyimpanannya harus baik saat disimpan di lemari es agar kondisi makanannya tetap baik,” jelas dia.

Baca Juga:Dokter Sarankan Makanan Ramah Lambung Saat Sahur dan Berbuka Puasa

Pasalnya, kata Ade, makanan halal terkadang bisa rusak atau tidak baik dikonsumsi ketika penyimpanannya atau pengolahannya tidak benar. Sehingga ada dua hal penting menentukan produk itu halal. “Pertama, bahan-bahan dari produk itu halal, kedua pastikan fasilitas yang digunakan bersih tidak terkontaminasi atau tercemari sesuatu yang najis.  Dua hal ini sangat menentukan bagi pelaku usaha ketika dia memproduksi makanan atau minuman agar halal,” tukas dia. (pia)

Editor : Pipin