25 radar bogor

KCD Pendidikan Tidak Anjurkan Pelaku Pembacokan Dikeluarkan dari Sekolah

Salah satu pelaku pembacokan yang menewaskan pelajar SMK Bina Warga 1, Kota Bogor digelandang polisi. (Radar Bogor/ Sofyansyah)

BOGOR-RADAR BOGOR, Kepala Kantor Cabang Daerah (KCD) Pendidikan Wilayah II, Asep Sudarsono buka suara ihwal peristiwa pembacokan yang terjadi di Simpang Pomad pada Jumat (10/3).

Asep menyatakan, pihaknya menyerahkan kasus dan hukuman bagi pelaku pada pihak kepolisian yakni Polresta Bogor Kota. Dirinya berharap prlaku mendapatkan efek jera atas perbuatan sadisnya tersebut.

Baca Juga: Kasus Pembacokan Pelajar, MUI: Selalu Berulang Setiap Tahun

Namun dirinya tidak setuju atas usulan pembubaran sekolah tempat pelaku belajar. Sebab, menurutnya, hal tersebut akan berdampak pada siswa lain.

Sebaliknya, ia akan melakukan pembinaan pada kepala sekolah karena dirinya menilik ada kemungkinan pembelajaran yang tidak efektif.

“Untuk siswanya (pelaku pembacokan) saya anjurkan untuk diberi efek jera dengan ditahan di kantor polisi tapi tanpa menghambat haknya untuk belajar. Agar ia sadar kalau tindakannya salah dan tetap mendapat kesempatan belajar,” ujarnya kepada Radar Bogor, Jumat (24/3).

Asep melarang pihak sekolah mengeluarkan seorang siswa yang terlibat tawuran dan kekerasan sebelum dilakukannya pendidikan terlebih dahulu.

“Kami lembaga pendidikan, kalau belum dikeluarkan saja sudah bandel, apalagi jika dikeluarkan? Andaikan sudah sekian lama dididik namun tidak berubah. Kami serahkan ke orang tua, mungkin di sekolah itu tidak cocok. Silakan tempatkan di sekolah yang dirasa lebih cocok,” terangnya.

Baca Juga: Ramai Pembacokan Pelajar, Kembalikan Pengelolaan SMA dan SMK ke Pemda

Pihak KCD Pendidikan Wilayah II Jawa Barat akan menggelar hypno terapi ke sekolah pelaku dan korban pembacokkan pada Kamis (30/3) mendatang. Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi adanya balas dendam dan kejadian serupa yang terulang kembali. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto