25 radar bogor

6 Amalan Sunnah di Bulan Ramadan, Pahalanya Berlipat Ganda

amalan sunnah di Bulan Ramadan.
amalan sunnah di Bulan Ramadan. HENDI/RADAR BOGOR

RADAR BOGORBulan Ramadan 2023 segera tiba. Bulan Ramadan merupakan bulan suci yang ditunggu-tunggu umat muslim di seluruh dunia.

Di bulan Ramadan ini, umat muslim diberikan pahala yang berlipat ganda jika melakukan ibadah wajib maupun sunnah.

Berikut beberapa amalan sunnah yang bisa dilakukan umat muslim saat bulan Ramadan. Seperti yang dikutip dari Muslim.ro.id :

Baca Juga : Doa-Doa Harian di Bulan Ramadan, Lengkap Dengan Artinya

1. Memperbanyak sholat malam

Karena Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ومن قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

”Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 2008, dan Muslim, no. 174).

Diriwayatkan bahwa Umar bin Khotob Radhiyallahu’anhu, menghidupkan malam Ramadannya dengan salat semampu beliau. Sampai bila tiba tengah malam, beliau membangunkan keluarga beliau supaya bersama menjalankan salat. Saat membangunkan, biasanya Umar mengatakan,“Shalat…shalat…“ seraya membaca firman Allah,

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

“Dan perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (Qs. Toha: 132)

Suatu hari Ibnu Umar membaca ayat,

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّه

Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya. (Qs. Az Zumar: 9)

Karena saking istiqomahnya sahabat Utsman bin Affan mengerjakan sholat malam, Ibnu Umar sampai menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah Ustman radhiyallahu’anhu. Ibnu Abi Hatim mengatakan,

وإنما قال ابن عمر ذلك لكثرة صلاة أمير المؤمنين عثمان وقرائته حتى أنه ربما قرأ القرآن في ركعة

“Ibnu Umar menjelaskan demikian, karena Amirul Mukmini; Utsman sering melakukan shalat malam dan banyak membaca Al Qur’an. Bahkan dikatakan seakan beliau membaca Al Qur’an seluruhnya dalam satu raka’at.”

2. Memperbanyak sedekah

Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma bercerita tentang kedermawan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam di bulan Ramadan,

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan; saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)

Dalam hal meneladani Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, para Salafush Sholih adalah orang yang paling terdepan. Oleh karenanya, kita dapati riwayat-riwayat yang menjelaskan kedermawanan mereka di bulan Ramadan.

Seperti halnya Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, beliau tidaklah berbuka kecuali memanggil anak-anak yatim dan orang-orang miskin untuk buka bersama.

Abu Suwar Al ‘adi menceritakan, “Orang-orang dari Bani ‘Adi biasa sholat di masjid ini. Mereka tidak pernah berbuka sendirian. Bila ada orang yang bisa diajak berbuka di rumah, mereka baru makan. Bila tidak ada, maka mereka keluarkan hidangan makanan ke masjid, hingga para jamaahpun berbuka bersamanya.”

Terlebih dalam ibadah sedekah, terkandung ibadah lain yang besar pahalanya. Diantaranya memupuk rasa kasih sayang sesama muslim, dimana amalan ini adalah sebab masuk surga. Seperti dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

لن تدخلوا الجنة حتى تؤمنوا و لن تؤمنوا حتى تحابوا

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan tidak akan menjadi orang mukmin kecuali kalian saling mencintai.” (HR. HR. Muslim)

Dan memberi makan buka untuk orang yang puasa, juga amalan yang tak ringan pahalanya. Nabi shallallahu alaih wasallam bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Barangsiapa yang memberi buka puasa orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan semisal pahala orang yang puasa itu; tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.” (HR. Tirmidzi).

3. Banyak membaca Al Qur’an

Sebagaimana kita ketahui, bulan Ramadan adalah bulan Al Qur’an (Syahrul Qur’an). Nabi kita; Muhammad shallallahu ‘ alaihi wa sallam menyimakkan hafalan Quran beliau kepada malaikat Jibril di bulan Ramadan. Ustman bin Affan, ketika Ramadan mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sehari.

Sebagian Salafush Sholih mengkhatamkan dalam tiga hari. Ada pula yang mengkhatamkan dalam seminggu. Mereka membaca Al Qur’an baik ketika shalat maupun di luar shalat.

Qotadah rahimahullah biasa menghatamkan Al-Qur’an dalam seminggu. Namun untuk bulan Ramadan, beliau menghatamkannya dalam tiga hari. Saat sepuluh hari terakhir, beliau khatamkan dalam satu malam.

Imam Az Zuhri rahimahullah, apabila tiba Ramadan beliau meliburkan rutinitas membaca hadis. Lalu beliau habis waktu untuk membaca Al-Qur’an.

Inilah Sufyan Ats Tsauri rahimahullah, apabila masuk bulan ramadhan beliau meliburkan ibadah-ibadah lain (yang sunah), kemudian beliau curahkan semua waktu untuk membaca Al Qur’an.

Ibnu Rojab rahimahullah menerangkan,

وإنما ورد النهي عن قراءة القرآن في أقل من ثلاث على المداومة على ذلك ، فأما في الأوقات المفضلة كشهر رمضان خصوصاً الليالي التي يطلب فيها ليلة القدر، أو في الأماكن المفضلة كمكة لمن دخلها من غير أهلها فيستحب الإكثار فيها من تلاوة القرآن اغتناماً للزمان والمكان ، وهو قول أحمد وإسحاق وغيرهما من الأئمة

“Ada riwayat yang menerangkan larangan mengkhatamkan Al Qur’an kurang dari tiga hari. Namun pada waktu-waktu mulia seperti bulan ramadhan, lebih-lebih di malam-malam terdapat lailatul qodr, atau di tempat-tempat mulia seperti Mekah; bagi pengunjung yang tidak menetap di sana, dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al Qur’an. Dalam rangka optimalisasi waktu dan tempat yang mulia. Inilah pendapat Ahmad bin Hambal, Ishaq dan para imam lainnya” (Latoiful Ma’arif hal. 171).

4. Salat Tarawih

Salat malam adalah salat sunnah yang sangat besar pahalanya baik dikerjakan dalam maupun di luar di bulan Ramadan.

Namun salat malam di bulan Ramadan yang kita kenal dengan Salat Tarawih memiliki keutamaan lebih daripada di selain bulan Ramadan. Maka hendaklah kita berlomba-lomba untuk melakukannya.

Suasana Ramadan dan balasan pahala yang besar memberikan kepada kita semangat yang lebih untuk melaksanakannya.

Dan semoga apa yang kita lakukan di bulan Ramadan menjadi latihan bagi kita untuk membiasakan diri setelah Ramadhan berlalu.

Diantara pahala yang besar dari Salat Tarawih adalah diampuni dosa yang telah lalu, -semoga kita menjadi bagian darinya-, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang shalat malam di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosanya yang telah lalu“. (Muttafaqun ‘alaih)

5. Menghidupkan Malam Lailatul Qadar

Dengan kasih sayang dan rahmat-Nya, Allah Ta’ala menghadiakan kita satu malam yang istimewa di bulan Ramadan, malam yang barangsiapa menghidupkannya, akan diampuni dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari).

Bahkan mendapat pahala yang berlipat ganda yang lebih baik dari amalan seribu bulan. Pahala seperti ini hanya ada pada malam itu. Allah Ta’ala berfirman tentangnya (yang artinya), “Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan” (QS. Al Qadar : 3).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghidupkan malam laitul qadar dan menganjurkan umatnya untuk menghidupkannya.

Oleh karena itu, mari kita berlomba-lomba untuk menghidupkan malam laitul qadar dengan memperbanyak amalan-amalan ibadah padanya.

Malam itu adalah salah satu dari malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Dan pada malam ke-27, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat kuat tentangnya, tanpa memastikannya sebagai malam lailatul qadar.

6. Umrah di Bulan Ramadan

Baca Juga : 22 Maret, Kemenag Gelar Sidang Isbat Awal Ramadan

Setiap hati pasti rindu untuk datang ke Masjidil Haram untuk thawaf mengelilingi Ka’bah, salat di hadapannya bersama jutaan kaum muslimin lainnya. Ibadah umrah dapat dilakukan sepanjang tahun. Namun umrah di bulan Ramadan memiliki nilai pahala yang lebih tinggi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umrah di bulan Ramadan (pahalanya) menyerupai haji” (HR. Tirmidzi)

Semoga Allah Ta’ala memudahkan jalan bagi kita untuk melaksanakan umrah di bulan Ramadhan dan memberi taufik dan inayah-Nya kepada kita agar dapat menghidupkan bulan Ramadhan dengan amal-amal kebaikan. Amiin. (net/dis)

Editor : Yosep