25 radar bogor

21 Korban Longsor Empang Sudah Pindah ke Hunian Sementara

longsor di empang
Tim SAR Gabungan berusaha mengevakuasi korban di longsor di Empang. (Radar Bogor/ Sofyansyah)

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memastikan seluruh korban tebingan longsor di Kampung Sirnasari, Kelurahan Empang, Bogor Selatan, sudah mulai menempati hunian sementara.

Tercatat, sebanyak 21 kepala keluarga (KK) korban terdampak longsor yang menempati hunian sementara yang disiapkan di sekitar lokasi bencana.

Baca Juga: Polresta Bogor Kota Ajak Anak Korban Longsor Empang Jalan-Jalan

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Theofilo Patrocinio Freitas mengatakan, titik lokasi hunian sementara yang mereka tempati difasilitasi oleh RT, RW, dan pihak kelurahan.

“Sampai hari ini informasi ke saya sudah masuk ke hunian sementara,” kata pria yang kerap disapa Theo, Senin (20/3).

Adapun skema yang dilakukan terkait hunian sementara, dijelaskan Theo, BPBD mengalokasikan anggaran hunian sementara selama tiga bulan ke depan sebesar Rp1.225.000 per bulan.

Dalam kesempatan itu, Theo juga menyarankan kepada warga apabila ada kontrakan yang lebih murah biayanya dapat lebih lama menempati hunian sementara.

“Jika sebelumnya (alokasi biaya kontrakan) hanya untuk 3 bulan, misalnya dapat yang Rp600-an ribu per bulan, artinya bisa sampai 6 bulan,” imbuh dia.

“Artinya uang yang ada bisa dimaksimalkan di hunian sementara, sambil berproses terkait dengan relokasi yang saat ini pemerintah Kota Bogor bersurat ke BNPB maupun kementerian PUPR,” tukas dia.

Terpisah, Camat Bogor Selatan, Abdul Rahman menjelaskan, warga yang menjadi korban tebingan longsor Sirnasari saat ini kondisinya masih lemah.

“Tapi alhamdulilah sudah mulai membaik. Dan (mereka yang sebelumnya dirawat) sudah pulang,” ucap dia.

Abdul Rahman juga meyakinkan warga yang terdampak longsor Kampung Sirnasari sudah menyetujui rencana Pemkot Bogor melakukan relokasi.

Baca Juga: Korban Longsor di Empang Bakal Dipindahkan ke Legok Muncang

“Semuanya setuju dan dinas, semuanya ada. Artinya warga menyambut baik relokasi ini. Masa mereka masih mau tinggal di bawah tebing, serta pinggirnya sungai,” ungkap dia.

Apalagi, lokasi lahan yang mereka tempati saat ini statusnya bukan milik pribadi.

“Yang saya terima informasinya tidak punya sertifikat. Tapi, saya akan cek. Intinya terlepas dari itu adalah lahan pengairan dan DJKA,” ungkap dia. (*)

Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto