25 radar bogor

Pengurus Walet Basura, Pasukan Panah Elit Kerajaan Pajajaran Dikukuhkan

Walet Basura
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah saat menghadiri Pengukuhan Pengurus Walet Basura Pajajaran Bogor Raya, di Auditorium Perpustakaan Kota Bogor, Rabu (15/3/2023).

BOGOR-RADAR BOGOR, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah didampingi perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) serta Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), menghadiri Pengukuhan Pengurus Walet Basura Pajajaran Bogor Raya, yang dipimpin Ketua Umum Walet Basura Nusantara, Bunda Uli Sigar di Auditorium Perpustakaan Kota Bogor, Rabu (15/3/2023).

Walet Basura merupakan nama pasukan panah elit Kerajaan Pajajaran, yang terdiri dari pasukan perempuan atau walet dan pasukan laki-laki atau basura, yang kemudian namanya diadopsi menjadi perkumpulan pecinta panah tradisional di Indonesia.

Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah dalam sambutan menyampaikan, Walet Basura memiliki banyak filosofi, diantaranya tidak ada diskriminasi sebagai walet atau pemanah perempuan, para perempuan saat Kerajaan Pajajaran diberi peran lebih besar dan berdampingan dengan Basura dalam menjaga keamanan negara pada masa kerajaan Pajajaran.

Filosofi lain adalah seorang pemanah diharuskan memiliki daya tahan agar mampu memegang busur dan menarik anak panah, selanjutnya fokus pada target dan yang lainnya. “Filosofi-filosofi yang terkandung bisa dimunculkan dari kebudayaan kita pada kehidupan budaya atau pekerjaan sehari-hari kita,” kata Syarifah.

Dirinya juga menjelaskan tiga identitas Kota Bogor sebagai kota pusaka (Heritage City), kota pintar (Smart City) dan kota hijau (Green City). Pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam rangka mensinergikan kebudayaan, ekonomi, sosial, digital dan aspek lainnya.

“Semua kita saling bersinergi dan memiliki arah tujuan yang sama, membangun Kota Bogor meliputi semua aspek,” ujar Syarifah didampingi Staf Ahli, Shahlan Rasyidi yang juga sebagai pembina Walet Basura.

Menurut Ketua Umum Walet Basura Nusantara, Bunda Uli Sigar, budaya tidak selalu tentang kesenian tetapi juga bisa berkaitan dengan pelestarian kearifan lokal, panah tradisional termasuk di dalamnya.

Dirinya menjelaskan dahulu hanya Kerajaan Pajajaran yang memiliki panah tradisional Walet Basura. Seiring waktu Walet Basura berkembang hingga terbentuk dan tersebar Walet Basura Nusantara, di Bali, Bangka Belitung, Palembang dan di provinsi lain.

“Alhamdulillah semangat tatar sunda ada di nusantara. Pengukuhan Walet Basura Pajajaran Bogor Raya perlu dikukuhkan karena Bogor adalah Kota Yang penuh sejarah memiliki kharisma yang luar biasa dimata dunia,” katanya.

Dia juga mengingatkan potensi ancaman yang ingin memecah belah, menghancurkan bukti-bukti sejarah serta upaya pengaburan silsilah dan pemutusan silaturahmi. (adv)

Editor : Yosep