25 radar bogor

Mahasiswi Kota Bogor Menangi Ajang Kecantikan Asia dan Afrika

Romasenta Febiola, mahasiswi semester 2 Universitas Pakuan berhasil mengalahkan 30 perwakilan negara Asia dan Afrika. (ist)

BOGOR-RADAR BOGOR, Kecakapannya memperkenalkan Indonesia ke mata dunia membuat Romasenta Febiola, mahasiswi semester 2 Universitas Pakuan berhasil mengalahkan 30 perwakilan negara Asia dan Afrika. Ia menggondol pulang piala dari Malaysia ke Kota Bogor.

Ungkapan “usaha tidak akan menghianati hasil” menjadi kalimat yang pas untuk menggambarkan pencapaian Romasenta Febiola. Perjuangan dan kemauan keras perempuan kelahiran 2004 itu berhasil membawanya menjuarai salah satu kategori ajang International Kids and Teen Peagent Global tahun 2023.

Ola, sapaan akrabnya, mendapat posisi pertama pada kategori The Best Video Introduction dan berhak membawa hadiah dan piala yang mengharumkan nama Indonesia.

Dalam videonya itu, Ola mengemas cantik budaya Pulau Dewata, Bali dengan perpaduan kesan elegan. Penuturannya soal kekayaan budaya Indonesia membuat para juri terpukau.

“Saat itu memang saya ingin mengenal dan memperkenalkan budaya Indonesia dari hati, bukan karena ajang lomba saja,” ucapnya.

Selain memperkenalkan Bali pada video itu juga Ola membagikan ceritanya yang bermimpi mengikuti jejak idolanya yakni JKT48. Pesan dan motivasi ia sisipkan dengan harapan menjadi inspirasi bagi para remaja lainnya.

Pencapaian yang ditorehkannya memang tak mudah. Sebelum berangkat ke Negeri Jiran, Ola bersaing dengan remaja lain se-Indonesia di ajang Miss Teen Global yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur. Saat itu, ia berhasil menduduki tempat ketiga dan layak terbang ke Malaysia untuk mengikuti ajang yang lebih besar.

Berbagai persiapan lebih pun ditempa olehnya. Mulai dari menambah kemampuan berbahasa Inggris, memperdalam budaya Indonesia, hingga berlatih tarian yang akan dipersembahkan.

Sejumlah tahapan penilaian juga dilaluinya seperti berpidato, wawancara, catwalk, dan photoshoot. Saat di Malaysia bahkan dirinya harus berlengak-lenggok memamerkan kostum karnaval berbobot 20 kilogram.

“Pada babak penampilan bakat, saya menunjukkan budaya dari daerah asal keluarga yakni tari Tor-Tor. Penilaian itu meliputi berbagai aspek, bukan hanya soal kecantikan saja namun juga attitude dan bahasa. Makanya saya menyiapkan aspek beauty, brain, dan behaviour,” jelas Ola.

Pencapaian itu dipandangnya bukan menjadi akhir melainkan awal baru. Karena dirinya akan terus mengembangkan diri dan memperbaiki torehannya. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto