25 radar bogor

Sah, Atang Trisnanto Raih Gelar Doktor dari IPB University

Atang Trisnanto
Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto secara resmi mendapatkan gelar Doktor, setelah dinyatakan lulus dalam sidang terbuka promosi Doktor dari program doktoral IPB University, pada Rabu (15/3/2023).

BOGOR-RADAR BOGOR, Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto secara resmi mendapatkan gelar Doktor, setelah dinyatakan lulus dalam sidang terbuka promosi Doktor dari program doktoral IPB University, pada Rabu (15/3/2023).

Sidang terbuka Promosi Doktor Atang Trisnanto, digelar di Ruang Sidang Sylva Fakultas Kehutanan IPB University. “Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT. Atas ridho dan kuasanya, saya bisa menyelesaikan pendidikan Doktoral di IPB. Semoga ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat untuk masyarakat, lingkungan, bangsa, dan negara,” kata Atang.

Pria yang akrab dipanggil Kang Atang ini, mengaku bahwa penyelesaian pendidikan S3 nya di IPB ini bukanlah perjalanan yang mudah. Dirinya harus dapat membagi waktu antara penyelesaian disertasi, dengan tugas dan kewajiban sebagai Ketua DPRD.

“Sebuah proses perjalanan yang tidak mudah. Seringkali harus begadang dan membagi konsentrasi dengan tugas dan kewajiban tanggung jawab sebagai Ketua DPRD. Berusaha keras untuk belajar, membaca ratusan literatur jurnal, bolak-balik perbaikan, menulis secara sistematis dengan logika berpikir ilmiah, menemukan novelty atau kebaruan. Sedang asyik menulis, tiba-tiba ada keperluan masyarakat yang harus di advokasi. Sedang konsern rapat dan turun ke masyarakat, tiba-tiba kepikiran disertasi,” kenang Atang Trisnanti sambil tersenyum.

Tak lupa, dirinya juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan support dan bantuannya selama ini, terutama para pembimbing dan keluarga.

Dalam penyusunan disertasinya,  Atang Tisnanto dibimibing oleh pakar ekowisata Dr Ir Rinekso Soekmadi, M.Sc. F.Trop., pakar arsitektur pekarangan Prof Dr Ir Hadi Susilo Arifin, MS dan pakar sistem modelling Prof Dr Ir Bambang Pramudya, M.Eng.

Pada sidang promosi terbuka ini, Atang membawakan judul disertasi “Desain Kebijakan Pemanfaatan Pekarangan sebagai Kawasan Agrowisata”.

Ia menilai bahwa, pekarangan yang dimiliki oleh setiap rumah tangga, sekecil apapun, seharusnya dapat dimanfaatkan untuk pelestarian lingkungan, budaya, dan sekaligus nilai tambah ekonomi keluarga.

Penelitian tentang pekarangan selama ini lebih banyak diarahkan pada fungsi pangan. Untuk itulah, Atang berhasil mempertahankan novelty (kebaruan) disertasinya melalui konsep kawasan agrowisata berbasis pekarangan. Dirinya meneliti model pekarangan yang dimanfaatkan untuk kegiatan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

“Banyak temuan di lapangan yang bisa dijadikan acuan bagi Pemerintah Daerah, untuk bisa menjadikan pekarangan setiap rumah tangga bernilai lebih, baik dari sisi ekologi, sosial, budaya, dan ekonomi. Melalui pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, diharapkan pelestarian lingkungan di unit terkecil masyarakat dapat berjalan sekaligus menghasilkan nilai tambah ekonomi keluarga,” jelasnya.

Dalam salah satu bahasannya, Atang Trisnanto menemukan enam faktor pendorong atau driven factors keberhasilan pemanfaatan pekarangan sebagai obyek dan daya tarik  agrowisata melalui analisis interpretative structural modelling (ISM), yaitu melestarikan kearifan budaya lokal, regulasi sektoral, kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan kawasan, pembiayaan bagi pengembangan agrowisata, peningkatan pengetahuan serta keterampilan SDM lokal, dan model kelembagaan yang merangsang partisipasi masyarakat.

Atang menambahkan disertasinya tersebut dapat dimanfaatkan di Kota Bogor dan Pemerintah Daerah di berbagai wilayah di Indonesia dalam memaksimalkan fungsi dan pekarangan yang dimiliki oleh setiap rumah tangga.

“Disertasi saya lokasi penelitiannya di Banyuwangi, namun sangat bisa diterapkan dan menjadi masukan semua Pemerintah Daerah karena memiliki tujuan untuk pelestarian lingkungan, budaya, dan sekaligus nilai tambah ekonomi keluarga,” tambah Atang.

Menurut dia, setiap keluarga tentu memiliki pekarangan yang bisa dimamfaatkan untuk dikembangkan.

“Hal yang kecil dan terkadang luput dari pantauan (pekarangan, red), namun bisa kita jadikan sarana pengungkit ekonomi keluarga, sekaligus pencapaian lingkungan yang nyaman melalui pelestarian lingkungan, sosial, budaya, dan kearifan lokal. Semoga dapat diimplementasikan,” pungkas dia.

Atang sendiri merupakan salah satu diantara dikan S1, S2, hingga S3 nya dihabiskan di kampus IPB. Atang tercatat sebagai mahasiswa dari Kampus Rakyat (sebutan Kampus IPB, red) sejak tahun 1997 ketika krisis moneter terjadi.

Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya pada Fakultas Kehutanan IPB dengan nilai yang membanggakan dan pernah terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi ke-3 tingkat Fakultas Kehutanan.

Selama kuliah S1, ia juga terkenal sebagai seorang aktivis mahasiswa. Atang pernah ditunjuk sebagai Ketua BEM Fakultas Kehutanan dan terpilih sebagai Presiden Mahasiswa IPB pada periode berikutnya.

Pada tahun 2010, dirinya melanjutkan studi S2 pada Magister Ilmu Ekonomi IPB. Terakhir, dirinya berhasil menyelesaikan studi S3 nya pada program studi Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. (ded)

Reporter : Dede Supriadi
Editor : Yosep