25 radar bogor

Jangan Asal Curhat di Medsos, Begini Dampaknya..

Ilustrasi Medsos

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemanfaatan media sosial (medsos), perlu diiringi kecakapan digital untuk menjaga privasi diri.

Perlu selektif dalam membagikan informasi, dan memastikan sumber informasi kredibel, serta memverifikasi kebenaran data dan fakta sebelum membagikan.

Motif seseorang membagikan, atau curhat di medsos, adalah ingin mendapatkan perhatian dan dukungan, menyindir, dan memotivasi orang lain.

Membagikan masalah pribadi di medsos, beresiko menjadi bahan perbincangan publik, dan kehilangan privasi hidup sendiri.

Sehingga, menurut Anggota Komisi I DPR, Mukhlis Basri, cara untuk menghindari penilaian negatif di medsos, adalah berhenti curhat masalah pribadi di media sosial, tidak mengumbar yang tabu, membuat postingan positif dan bersifat edukasi, dan memilah postingan yang akan dibagikan.

Menyelesaikan penilaian negatif di medsos sesegera mungkin, tanpa mengumbarnya lebih baik. Karena tentunya akan terhindar dari dampak-dampak buruk yang sudah disebutkan sebelumnya.

“Hal ini juga menandakan bahwa kita adalah orang yang cukup dewasa dalam menyelesaikan masalah karena tidak mengumbarnya di media sosial,” kata dia dalam seminar online Ngobrol Bareng Legislator, yang diselenggarakan Kementerian Kominfo, bersama DPR RI, Selasa, 14 Maret 2023.

Hal yang sama juga diungkapkan, Dosen FISIP UPNVJ, Fikri Tamau.

Menurut dia, dampak positif dari curhat di sosmed, adalah membuat orang lain yang melihat, bisa belajar dari pengalaman kita.

Sedangkan dampak negatifnya, bisa membuat orang lain tersinggung, dan tidak terima atas cerita tersebut.

Sehingga menimbulkan kebencian, dan permusuhan.

Dari dampak negatif tersebut, juga bisa berhubungan ke ancaman hukuman pada UU ITE pasal 45A ayat 2 tentang kebencian dan permusuhan.

Sehingga merujuk ke pasal 28 ayat 2 dengan pidana penjara paling lama 6 tahun, dan/atau denda paling banyak 1 miliar rupiah.

“Jadi kita harus menjaga privasi di medsos, dengan menggunakan jenis kata sandi yang unik, mulai terapkan metode autentifikasi dua faktor, menghindari penggunaan aplikasi pihak ketiga, jangan asal mengklik atau membagikan tautan,” beber dia.

Pentingnya menjaga privasi di medsos, kata dia, menghindari intimidasi online terkait gender, hak kendali atas data pribadi, menghindari pencemaran nama baik.

Menambahkan, Dina Puspasari, jurnalis senior mengatakan, dalam era seperti ini, literasi media menjadi penting, agar masyarakat tidak mudah terhasut oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan.

Karakteristik pengguna medsos saat ini, hanya ingin viral tanpa informasi yang jelas, tidak sesuai etika. Bahkan hingga tidak menghiraukan hak cipta.

“Sehingga, literasi itu sangat harus diperhatikan, sebab, bentuk pertanggungjawaban yang timbul dari medsos, ya akan kembali ke individu masing-masing,” tegas dia.

Sementara itu, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi, telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat ini, semakin mempertegaskan era disrupsi teknologi.

“Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang baik, antara masyarakat dengan pemerintah, agar masyarakat tidak tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital,” tandasnya.

Tapi, dia juga menegaskan, percepatan transformasi digital, pun tidak hanya sekadar mengikuti. Tapi juga harus memilah. Khususnya dalam penggunaan medsos. (*/ran)

 

Editor: Rany