25 radar bogor

Kasus Pembacokan Pelajar, MUI: Selalu Berulang Setiap Tahun

Salah satu pelaku pembacokan yang menewaskan pelajar SMK Bina Warga 1, Kota Bogor digelandang polisi. (Radar Bogor/ Sofyansyah)

BOGOR-RADAR BOGOR, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor KH TB Muhidin mengungkapkan kekecewaanya terkait kasus pembacokan pelajar SMK Bina Warga 1 di Simpang Pomad, Kota Bogor.

Sebab, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menargetkan sebagai kota ramah keluarga. Namun, kejadian kekerasan yang melibatkan pelajar terus berulang.[irp posts=”368365″ ]

“(Kejadian ini) selalu berulang-ulang kali, hampir setiap tahun selalu ada, radikalisme, atau tawuran sekolah. Ujung-ujungnya selalu ada korban,” kata Muhidin kepada Radar Bogor, Selasa (14/3).

Berkaca pada kasus tewasnya pelajar SMK Bina Warga 1, tentunya menjadi pukukan bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Polresta Bogor Kota, hingga sekolah yang terlibat.

Muhidin juga mengkritisk Pemkot Bogor yang belum dapat maksimal dalam mewujudkan sebagai kota ramah keluarga.

“Ternyata, sampai sekarang kalau dilihat peta di lapangan, manis di lidah. Ternyata korban terus saja bergelimpangan,” ucap dia.

Oleh karena itu, MUI Kota Bogor mengimbau kepada orang tua dapat membimbing dan mengawasi anak-anaknya agar kejadian tersebut tak berulang.

“Kebetulan ini bulan Syaban, bulan yang mulia dan akan berhadapan dengan Ramadan, semoga sikap yang selama ini (tidak baik) bisa berubah lebih baik lagi,” harap dia.

“Dengan masuknya bulan Ramadan, akan lebih tenang, lebih lembut hatinya, karena keberingasan hasil dari hati yang keras dan lingkungan yang keras. Sehingga melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum negara,” sambung dia.

Di sisi lain, KH TB Muhidin menilai meski pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatanya, secara usia sebenarnya belum sepatutnya menjalani hukuman penjara.

“Terus terang, saya sebagai ketua MUI merasa miris dan sedih dengan semuanya. Kita berharap semoga ke depan Bogor akan lebih baik lagi anak-anaknya, generasinya, sehingga tidak terulang lagi (kejadian kekerasan pelajar),” pungkasnya.(*)

Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto