25 radar bogor

Kantongi Akun Provokator Pelajar, KCD Janji Bakal Evaluasi

pelaku pembunuhan pelajar SMK di Simpang Pomad saat digiring petugas
Pelaku pembunuhan pelajar di Simpang Pomad, Kota Bogor usai diringkus polisi. (Radar Bogor/ Sofyansyah)

BOGOR-RADAR BOGOR, Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Provinsi Jawa Barat mengaku belum pernah menerima laporan adanya grup media sosial yang memancing aksi tawuran atau kekerasan di antara pelajar SMA dan SMK di Kota Bogor.

“Terkait hal itu, tidak ada (laporan),” kata Analis Kebijakan KCD Pendidikan Wilayah II, Irman Haeruman kepada Radar Bogor, Selasa (14/3).

Diketahui, pelaku pembacokan pelajar SMK Kota Bogor, melakukan aksinya di Simpang Pomad, Kota Bogor karena terprovokasi ajakan di media sosial Instagram.

Kendati demikian, Irman mengakui pihaknya bakal terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Satgas Pelajar untuk mendeteksi hal itu.

Ia juga mengaku sempat mengantongi nama akun yang disinyalir menjadi provokator aksi kekerasan para pelajar. Namun, akun tersebut akan dievaluasi sejauh mana pengaruhnya terhadap perilaku para pelajar.

“Kami akan evaluasi, sejauh mana dan seperti apa akunnya. Apakah memang menjadikan hal yang madharat untuk anak-anak. Karena cenderung pada kekerasan akun itu,” ucap dia.

Di samping itu, Irman mengakui, ia telah mengirimkan surat kepada satuan pendidikan terkait keberadaan akun tersebut. Namun, ia tidak menyebutkan secara rinci apa yang disampaikan KCD Pendidikan kepada pihak sekolah.

Di sisi lain, Irman pun menanggapi jika KCD sempat dinilai lemah dalam mengawasi pergerakan siswa SMA dan SMK di Kota Bogor. Menurutnya, KCD Wilayah II selalu melakukan upaya komunikasi dan pembinaan dengan seluruh kepala sekolah.

“Kepala sekolah kan harus menyampaikan kepada warga sekitar, termasuk pengawasan terhadap peserta didik,” tuturnya.

Sebagai langkah antisipasi agar pelajar tidak tergabung dalam grup tawuran, Irman mengaku akan menyampaikan hal tersebut kepada masing-masing satuan pendidikan.

Menurutnya, KCD sedang menyusun dan memitigasi semua persoalan yang terjadi di Kota Bogor, untuk kemudian dilaporkan ke pimpinan di Provinsi Jawa Barat.

“Seperti apa nanti langkah-langkah edarannya segera nanti kami sampaikan. Sudah dilakukan dan disampaikan ke seluruh satuan pendidikan,” ucapnya.

Disinggung terkait sanksi terhadap sekolah yang siswanya kedapatan melakukan aksi kekerasan, menurut Irman hal itu sudah diatur melalui Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Ia pun akan menunggu instruksi selanjutnya seperti apa. Mengingat kejadian serupa tidak hanya terjadi satu kali di Kota Bogor.

“Nanti akan kami sampaikan kepada pimpinan terkait hal sanksi tegas, karena yang namanya SMA/SMK itu ada bantuan dari Pemerintah Pusat,” imbuhnya.(*)

Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto