25 radar bogor

Dendeng Manihot, Olahan Daun Singkong Lezat Kreasi Mahasiswa Polbangtan 

Dendeng Manihot
Dendeng Manihot, produk makanan ringan buatan Mahasiswa Polbangtan Bogor.

BOGOR – RADAR BOGOR, Kreativitas usaha para Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, tak ada habisnya. Kali ini, mereka membuat produk makanan ringan dari daun singkong yang diberi nama Dendeng Manihot.

Adalah, Zetha Zahara Humaira Boru Tampubolon, Bunga Cinta Putri Arrahman, Elisa Intan Purnamasari, Nia Dianti, dan Fajri Maulana Triyadi, mahasiswa tingkat 2 Jurusan Pertanian, yang membuat produk makanan ringan tersebut.

Ya, Dendeng Manihot adalah nama produk makanan ringan dari daun singkong. Pembuatan dendeng daun singkong ini menggunakan bahan dasar daun singkong, tepung, telur dan bumbu-bumbu rempah yang diolah melalui beberapa proses yaitu daun singkong direbus, dijadikan adonan, di kukus dan di gulung.

Dendeng Manihot ini memiliki dua varian rasa berbeda yaitu Original dan Balado, dalam satu hari pengerjaan kelompok program PWMP ini dapat memproduksi hingga 30 pieces Dendeng Manihot.

”Pernah paling banyaknya waktu itu kami berlima berhasil membuat hingga 70 pieces selama 2 hari,” ujar Zetha, selaku perwakilan dari Kelompok PWMP ini.

Harga yang ditawarkan untuk satu piecesnya Rp15.000 untuk rasa Original dan Rp20.000 untuk rasa Balado, ”Kami hanya mengambil keuntungan Rp. 3.000 / piecesnya”, papar Zetha.

Untuk pemasaran yang dilakukan masih di dalam kampus, setelah melakukan uji coba Dendeng Manihot rasa Original tahan hingga 1 bulan, sedangkan untuk rasa Balado bertahan hingga dua minggu lamanya.

Zetha mengungkapkann ada beberapa tantangan yang dihadapi olehnya dan teman-teman kelompoknya dalam menjalankan usaha Dendeng Manihot ini. Salah satunya adalah waktu produksi yang terbatas dengan permintaan yang cukup banyak.

“Kami masih aktif mengikuti perkuliahan, sehingga agak kelimpungan untuk memenuhi pesanan di sela-sela tugas dan praktik kuliah. Dan juga proses pembuatan yang terbilang cukup rumit hingga membutuhkan waktu banyak,” tandas Zetha.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, meyakini melalui pendidikan vokasi pada Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) akan hadir para petani milenial yang berkualitas.

“Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimanapun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial,” kata Syahrul.

“Yaitu yakni karakter, pendidikan vokasi harus menciptakan generasi milenial yang memiliki karakter seorang petarung, tidak mudah menyerah, dan memiliki jiwa yang tangguh,” tambah Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa sekarang ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian kedepan menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya tetapi juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus enterpreneur di bidang pertanian,” papar Dedi. (adv)

Pewarta: Ardianinda Wisda
Kontributor: Jimmy CHristian