25 radar bogor

Ternyata, Ini Tantangan Perempuan di Era Digital Sekarang

Ilustrasi.

BOGOR-RADAR BOGOR, Kepala Bidang Biro Humas Universitas Merdeka Malang Ana Mariani menyampaikan sejumlah tantangan perempuan di era digital.

Beberapa tantangan perempuan di era digigal di antaranya kesenjangan gender dalam akses dan penggunaan teknologi, cyberbullying, hingga kesenjangan gender dalam pekerjaan teknologi.

Selain itu, kekhawatiran akan keamanan data pribadi, tuntutan untuk melakukan multitasking, penyebaran disinformasi dan hoaks, serta ketergantungan pada teknologi ikut menjadi tantangan.

“Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan upaya dari semua pihak untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan memperkuat posisi perempuan di era digital,” ujar Ana saat seminar online bertajuk Peran Perempuan dalam Menanamkan Nilai Pancasila yang digelar Kementerian Kominfodan DPR RI, Jumat 10 Maret 2023.

Ia menjelaskan, peran perempuan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila sangat penting.

Baca juga: Sambut Era Digital 5 Mahasiswa IPB Mengembangkan E-comic

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mencakup lima nilai yang menjadi pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia.

Peran perempuan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila bisa dilakukan dengan menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sosial.

“Mereka dapat membantu membentuk karakter dan moral anak-anak, serta memperkuat kesadaran nilai Pancasila di masyarakat,” ungkapnya.

Selanjutnya, menjaga kesatuan dan persatuan. Perempuan dapat berperan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, persaudaraan, dan toleransi.

“Mereka juga dapat berperan dalam menyelesaikan konflik dengan cara damai dan saling menghargai,” sambungnya.

Lalu meningkatkan partisipasi politik, memperkuat kerukunan antarumat beragama, hingga mengedukasi generasi muda tentang nilai-nilai Pancasila dan memperkuat karakter bangsa.

Wakil Ketua TP PKK Bantul Dwi Pudyaningsih mengatakan, dari kelima butir Pancasila, terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat terus diterapkan meski zaman mengalami perubahan.

Pada era digital saat ini, banyak tantangan dalam upaya untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda.

“Informasi yang semakin mudah diakses dan terbuka merupakan tantangan yang harus dihadapi seorang ibu dalam menanamkan nilai-nilai pancasila sejak dini,” katanya.

Perempuan Indonesia harus memiliki aura yang positif di tengah keluarga maupun publik, khususnya dalam mendidik anak.

Kaum perempuan juga turut berperan serta memperbaiki mentalitas dan moral bangsa melalui perannya sebagai ibu di ranah keluarga.

“Menjadi ibu adalah kodrat yang diberikan kepada setiap wanita, namun sebagai ibu tidak berarti menjadi batasan untuk menentukan masa depan. Perempuan adalah jantung dalam setiap rumah tangga, ketika dia berhenti bekerja maka berhentilah seluruh kehidupan di dalamnya,” sambungnya.

Menurutnya, ibu adalah sosok menteri pendidikan bagi anak-anaknya. Ibu mendidik dan mengajari tentang keyakinan beragama, adab dan norma, fisik dan mental, intelektual, dan psikologi.

“Dengan hal itu, terbentuk kepribadian yang baik dalam diri sang anak sesuai yang tertuang dalam Pancasila,” terangnya.

Anggota Komisi I DPR RI H. Mohammad Idham Samawi mengatakan, Indonesia dibangun dari banyak perbedaan suku, bahasa dan agama.

Idham meyakini hanya Pancasila yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia.
“Kita harus menerapkan nilai-nilai Pancasila di setiap silanya dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari hal-hal terkecil kita termasuk di ruang digital,” ujarnya.

Sementara itu, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kokinfo RI Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat ini semakin mempertegaskan era disrupsi teknologi.

“Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang baik masyarakat dengan pemerintah agar masyarakat tidak tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital,” tandasnya. (*/ran)

Editor: Rany