BOGOR-RADAR BOGOR, Pembangunan atau revitalisasi Jembatan Otista bakal dikebut tahun ini. Tugas itu bakal menjadi PR prioritas bagi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Rena Da Frina.
Hal itu sebagaimana yang diwanti-wantikan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto dalam pelantikan pejabatnya, Jumat (10/3). Bahkan, ia sengaja menggelar pelantikan 38 pejabat struktural dan dua kepala dinas (kadis) itu di Jalan Otista agar benar-benar menjadi sinergi semua pihak.
“Ini sekitar 10 bulan menjelang bulan Desember. Banyak kegiatan besar yang harus dilakukan secara tepat waktu, yang paling strategis adalah jembatan Otista ini. Jadi jembatan Otista saya minta untuk menjadi atensi semua, tidak hanya PUPR,” beber Bima Arya.
Ia juga membeberkan, uji coba penerapan rekayasa lalu lintas (lalin) imbas pembangunan Jembatan Otista digadang-gadang bakal dimulai pertengahan Ramadan. Ancang-ancang itu bakal disertai dengan pengumuman rute pengalihan rute untuk masyarakat.
“Untuk jalurnya seperti yang sudah diumumkan melalui berbagai macam kanal media,” imbuh Bima.
Semua dinas diminta Bima untuk bersinergi dalam upaya pembangunan Jembatan Otista. Beberapa dinas disebutkan secara khusus beserta tugas-tugasnya.
Misal, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) yang dimintanya berkoordinasi dengan wilayah agar bisa menyosialisasikan secara maksimal jalur alternatif imbas pembangunan jembatan.
Dinas Perhubungan dan juga Satpol PP harus berkoordinasi dengan TNI/ Polri untuk memastikan tahapan-tahapan pengawalan selama pembangunan.
“(Lalu) BKAD (Badan Keuangan dan Aset Daerah), Inspektorat juga harus ikut mengawal agar tidak terjadi gagal lelang,” tekan Bima.
Sementara Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, Perindustrian juga diminta untuk berkoordinasi dengan pedagang yang terdampak selama pengerjaan pembangunan jembatan.
“(Tujuannya) agar tidak ada yang dirugikan. Jembatan otista sudah akan mulai lelang, dan apabila tepat waktu, pengerjaanya dimulai beberapa hari setelah lebaran,” pungkasnya. (*)
Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto
