25 radar bogor

Aksi Konten Bunuh Diri di Bogor Berujung Maut, Begini Kata Psikolog

Ilustrasi bunuh diri
Ilustrasi foto wanita paruh baya asal sidoarjo yang ditemukan tewas dengan keadaan gantung diri.

LEUWILIANG-RADAR BOGOR, Maraknya aksi pembuatan konten bunuh diri yang di luar nalar membuat Psikolog Bogor, Retno Lelyani Dewi angkat bicara. Menurunya, kondisi ini akibat kecenderungan ingin viral tapi malah menjadi petaka.


Salah satunya yang menimpa seorang gadis, W (21). Ia yang hendak membuat konten bunuh diri malah benar-benar gantung diri hingga meninggal dunia.

“Ini karena adanya kecenderungan ingin viral. Pada beberapa kasus merupakan dan dorongan ingin ngetop,” ungkap Retno, Minggu (5/3).

Untuk mencapai tujuannya, tak jarang individu memakai ide-ide yang tidak masuk akal. Ia menyebutnya sebagai dorongan pribadi narsistik. Sebagian merasa paling penting dan paling ingin diakui kehebatannya.

Masalahnya, saat melihat tayangan yang negatif, otak akan menyimpan hal tidak biasa. Setelah itu, otak akan bereaksi dengan mengulang mencari tayangan yang sama.

“Itu sebabnya justru otak mencari lagi dan lagi. Seharusnya perlu pendampingan dari keluarga maupun orang terdekat di sekitarnya,” jelas Retno.

Bahkan, idealnya orang tua mendampingi anak saat membuka channel atau media sosial sehingga dapat menetralisir apapun konten atau tayangannya.

Selain orang tua, sekolah dan warga masyarakat juga dapat membantu memberikan edukasi, pengarahan agar individu memiliki konsep yang benar. Untuk usia belasan, faktor teman berperan penting jika kelompoknya memberi ide tentang sesuatu yang negatif.


“Maka sebagai anggota akan merasa tidak enak jika tidak ikut dengan ide tersebut. Ini yang membuat anak merasa harus memenuhi ketentuan grup,” tegasnya.(*)

Reporter: Jaenal Abidin
Editor: Imam Rahmanto