25 radar bogor

Tips Kreatif dan Produktif di Dunia Digital..

Ilustrasi
Ilustrasi

BOGOR-RADAR BOGOR, Kreatif berarti kemampuan atau potensi yang ada di dalam diri setiap orang, baik hasilnya dapat berwujud atau tidak berwujud.

Menurut Coleman dan Hamman, berpikir kreatif adalah berpikir yang menghasilkan metode baru, konsep baru, pengertia baru, perencanaan baru, dan seni baru.

Inovasi merupakan upaya untuk menciptakan sesuatu yang bernilai bagi banyak orang. Inovasi dapat diukur berdasarkan suatu terobosan baru yang dihasilkan oleh seseorang.

Hal itu yang diungkapkan Dekan Fakultas Industri Kreatif Telkom University Bandung, Roro Retno Wulan dalam seminar online dengan tema yang diangkat Webinar Literasi Digital : “Kreatif Dan Produktif Di Dunia Digital”, yang diselenggarakan Kementerian Kominfo dan DPR, Kamis, 2 Maret 2023.

Bagi setiap perusahaan, lanjut dia, inovasi sangat dibutuhkan dalam proses pengembangan bisnis dan menghadapi kebuntuan atas produk yang biasa-biasa saja.

“Oleh karena itu, dengan berinovasi perusahaan dapat menghasilkan produk yang lebih menarik dan diterima oleh pasar. Sebagai langkah adaptasi, pelaku ekonomi kreatif diharapkan dapat segera memasuki ekosistem digital atau go online,” bebernya.

Pemerintah, kata Roro, menargetkan pada 2024, ada 30 juta industri kreatif yang masuk ke ekosistem digital. Ekosistem ini memiliki beberapa komponen dasar. Pertama dan yang terpenting, adalah SDM dan talenta yang  kompeten yang akan menjadi penggeraknya.

Kedua, adalah ketersediaan sumber daya yang lainnya, termasuk perangkat seperti frekuensi radio sebagai alat komunikasi.

Ketiga adalah sumber daya artifisial atau buatan seperti numbering, IP Address, domain dan lain-lainnya. Peningkatan populasi konsumen digital adalah peluang yang sangat besar bagi industri kreatif Indonesia untuk bangkit.

Baca juga: Kenali UU ITE Agar Bijak Bermedsos, Teliti Sebelum Posting dan Komentar

“Untuk dapat menyentuh konsumen tersebut, pelaku ekonomi kreatif harus mampu memanfaatkan media digital. transformasi digital menyederhanakan proses operasional jauh lebih efektif. Selain itu penggunaan ekosistem digital juga bermanfaat untuk membuat perusahaan lebih berkembang,” kata Roro.

Karena, masih kata dia, penggunaan teknologi digital menciptakan lingkungan kerja yang lebih modern. Terakhir, ekosistem digital juga punya potensi besar untuk meningkatkan omzet. Alasannya, digitalisasi mendobrak batas-batas antara produsen dan konsumen.

“Dengan begitu para pelaku ekraf sangat mungkin melakukan perluasan jaringan bisnis. Tidak hanya dengan konsumen, ekosistem digital juga membuka peluang dengan perusahaan lain yang dapat membantu operasional,” tutup dia.

Lainnya, Go Online Coach, Lucky BO menerangkan soal manfaat menjadi seorang digitalpreneur. “Kita harus bisa mengubah problem menjadi project, bagaimana caranya mengubah handphone kuota internet dan media social menjadi income online. Selama kita memiliki 3 hal tersebut, kita memiliki cukup modal untuk hasilkan income senilai upah minimum regional, tanpa perlu keluar rumah, atau kerja dari mana saja,” beber dia.

Belajar menjadi seorang konten creator, kata dia, menurut hasil survey HyperAuditor di tahun 2020 atas 1.865 Conten Creator (Mikro) yang aktif berinteraksi dengan 10.000 Followers Online, memiliki income 20jutaan.

“Bagaimana caranya agar bisa menjadi content creator new multi income getter, modalnya dalah 1 hari 1 konten, entah itu dengan menjual jasa, jual produk digital, jual produk, reseller – distributor, event – webinar berbayar, sponsor, advertisement, membership,” tandas Lucky.

Sementara itu, Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, seminar ini merupakan dukungan Kominfo terhadap program webinar yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Webinar tersebut memiliki beberapa tujuan di antaranya adalah untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan binis; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh APTIKA; mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.

Semmy, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa pesatnya perkembangan teknologi yang semakin maju, dengan adanya panedemic covid-19 telah mendorong kita untuk berinteraksi dan melakukan berbagai aktivitas melalui platform digital.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah, yang semakin mempertegas bahwa kita berada di era percepatan trasnformasi digital.

“Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang baik masyarakat dengan pemerintah agar masyarakat tidak tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital,” beber Semmy.

Sedangkan Anggota Komisi I DPR, Junico B.P. Siahaan mengatakan, bahwa Struktur umur penduduk Indonesia didominasi oleh milenial dan Generasi Z.

Post Gen Z lahir tahun 2012 dan seterusnya dan perkiraan usia sekarang sampai dengan 7 tahun memiliki presentasi 10,88%. Generasi Z lahir tahun 1997-2012 yang perkiraan usia sekarang 8-23 tahun dengan presentase 27,94%.

Milenial lahir tahun 1981-1996 yang perkiraan usia sekarang 8-23 tahun dengan presentase 25,87%. Generasi X lahir tahun 1965-1980 yang perkiraan usianya sekarang 40-55 tahun memiliki presentase 21,88%.

Baby Boomer lahir di tahun 1946-1964 yaitu perkiraan usia 56-74 tahun memiliki presentase 11,56%. Pre-Boomer lahir sebelum tahun 1945 dan perkiraan usia sekarang 75+ tahun memiliki presentase 1,87%.

“Penggunaan internet saat ini di dominasi oleh kaum Milenial. Banyak yang dapat dilakukan di dunia digital dan masyarkat harus beradaptasu. Kenali peluangnya dengan berjualan memanfaatkan dunia digital,” tutup dia. (rany)

 

Editor: Rany