25 radar bogor

Dengan Kaki Palsu, Ujang Bantu Urai Macet di Jalan Kota Bogor

Ujang, Pak Ogah di Jalan Bina Marga I, Kota Bogor. (Radar Bogor/ Reka Faurachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Kondisinya yang harus berdiri di atas kaki palsu tidak membuat Ujang berpasrah. Ia tetap memeras keringat mengumpulkan recehan untuk memenuhi kebutuhan meski nyawa jadi taruhan.


Kecelakaan di tahun 1982 silam membuat hidup Ujang berubah. Langkah kakinya tidak bisa kembali normal, begitu jua dengan tangan kanannya. Keluar dari meja operasi kedua organ tubuhnya dipasang pen sebagai upaya penanganan.

Namun nasib mujur tak berpihak pada Ujang. Kondisi kakinya semakin memburuk. Lama kelamaan kaki Ujang membusuk dan terpaksa diamputasi pada tahun 2012. Sejak saat itu ia menjalani hidup dengan sebelah kakinya.

“Setelah diamputasi beberapa waktu setelahnya saya mendapat bantuan kaki palsu dari yayasan yang ada di Cireundeu, Kota Tangerang. Meskipun jauh saya tetap ke sana karena butuh,” tutur Ujang ditemui Radar Bogor, Jumat (4/3).

Alih-alih menyerah dan berpangku tangan pada orang lain, Ujang justru lebih giat bekerja dengan segala kebisaan yang ia miliki.

Ia sempat berdagang menjajakan kopi di pinggir jalan hingga akhirnya digusur. Kini, ia nyaman bekerja sebagai pengatur jalan atau yang lebih akrab disapa Pak Ogah.

Dengan langkah tertatih-tatih ia atur lalu lintas di kawasan yang terbilang ramai dilalui kendaraan itu. Meski terlihat sederhana, peran Ujang justru sangat penting dan dibutuhkan masyarakat.

Kehadirannya membantu para pengendara yang akan menyebrang. Sehari saja ia tak bekerja jalan itu macet dan berpotensi timbul kecelakaan. “Kalau saya istirahat karena hujan pasti jadi macet,” ucapnya.

Sudah 6 tahun lamanya Ujang mengatur kawasan itu. Sebelum di lokasi yang saat ini ia mengatur jalan di Jalan Kantor Pos selama 4 tahun. Ujang bahkan mendapat kepercayaan membina anak-anak muda yang juga berprofesi sebagai Pak Ogah.

“Sudah ada 5 orang yang bekerja bersama saya. Selama bekerja saya selalu ingatkan mereka untuk tidak memaksa meminta imbalan. Kalau tidak diberi jangan marah, biarkan saja,” ucap Ujang menirukan nasihatnya.

Dirinya paham betul sulitnya berdiri dengan satu kaki. Oleh sebab itu Ujang selalu ingin membantu orang lain yang memiliki nasib serupa.

Avatar


“Saya selalu bantu orang yang kondisinya sama supaya bisa dapat kaki palsu juga. Informasi tentang persyaratan dan alamatnya saya beri tahu. Saya hubungkan juga dengan yayasannya. Karena kalau beli harganya sangat mahal, Rp15 juta,” ujar dia.

Meski penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari, Ujang tak penah lupa untuk bersyukur. Sebab baginya kesehatan yang ia miliki saat ini merupakan bentuk kasih sayang Tuhan kepadanya.(*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto