25 radar bogor

Traffic Kota Bogor Cukup Padat, Jalan Otista Berwarna Merah Setiap Hari

Sejumlah kendraan melintasi Jalan Otista Kota Bogor yang merupakan bagian dari Sistem Satu Arah (SSA). (Radar Bogor/ Sofyansyah)

BOGOR-RADAR BOGOR, Rata-rata traffic (lalu lintas) di jalan Kota Bogor sebelum dilakukan pembangunan sudah mendekati level VCR mendekati level 1,00. Artinya, traffic itu cukup padat, apalagi ditambah dengan adanya penutupan Jalan Otista.


Hal itu terungkap dalam survei yang dipaparkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor menggandeng Fakultas Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun (UIKA). Survei membahas kajian dampak revitalisasi Jembatan Otista.

“(Tentunya) akan sangat berpengaruh terhadap sebaran lalu lintas di jalan sekitarnya,” sambung Ketua Tim Peneliti Muhammad Nanang Prayudyanto.

Meski begitu, Dekan Fakultas Teknik dan Sain UIKA ini menilai, langkah pembangunan jembatan Otista memang sangat diperlukan. Sebab, secara struktur jembatan, memang tidak ada yang salah. Namun, ketika melihat kondisi jembatan diperlukan adanya tambahan pelebaran.

“Hal ini berdasarkan data travel time yang ada, Jalan Otista merupakan jalan yang selalu punya warna merah, hampir setiap harinya. Itu diakibatkan bottleneck atau penyempitan di jembatan itu,” paparnya.

Sedangkan, hasil surpei karakteristik perjalanan masyarakat Kota Bogor diperoleh data 75 persen perjalanan warga keperluannya untuk bekerja dan sekolah.

“Yang dilakukan setiap hari pada rata-rata jam yang sama, moda transportasi yang digunakan hampir 50 persen menggunakan sepeda motor, 23 persen menggunakan mobil pribadi, dan secara spesifik penggunaan BisKita sebesar 8 persen,” ungkap Nanang.

Sementara, rata-rata panjang perjalanan masyarakat adalah 5-10 km dengan jarak tempuh 15 hingga 30 Menit.

Melihat data itu, ia yakin bahwa masyarakat di sekitar cenderung tidak akan mengubah pola perjalanan selama pembangunan. Masyarakat cenderung akan mengganti moda transportasi dan jalur lain yang tidak terdampak, rata-rata masyarakat tahu bahwa kegiatan pembangunan akan menghambat mobilitas mereka.

“Mayoritas masyarakat setuju pembangunan dilakukan, karena mereka tau akan dampak pembangunan jembatan kedepannya yang penting untuk kemajuan masa depan bersama,” jelasnya.

“Ketika kita bisa melihat karakteristik perjalanan ini, setidaknya kita dapatkan gambaran hal apa yang dapat dilakukan untuk rekayasa transportasi kita, agar dapat meminimalisir dampak penutupan,” tukas dia.

Avatar


Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Bogor Rudy Mashudi mengatakan, Focus Group Discussion (FGD) yang berupa diskusi publik itu bertujuan untuk mengkaji rencana revitalisasi Jembatan Otista.

“(FGD) termasuk pembahasan rencana kegiatan, integrasi infrastruktur, skema manajemen lalu-lintas, dan rencana aksi penanganannya,” kata Rudy.(*)

Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto