25 radar bogor

Begini Cara Menggelorakan Cita-Cita Kemerdekaan di Ruang Digital

ilustrasi literasi digital
ilustrasi literasi digital

BOGOR-RADAR BOGOR, Dunia digital tentu banyak memberikan manfaat positif bagi berbagai aspek, salah satunya juga bisa menggelorakan cita-cita kemerdekaan yang diwujudkan dengan menjaga nilai pancasila dan mempertahankan identitas Indonesia dalam menggunakan media sosial.

Hal itu dibeberkan sejumlah pemateri dalam webinar literasi digital, yang diselenggarakan Kementerian Kominfo, bersama DPR Ri, Rabu, 1 Maret 2023.

Salah satu narasumber, Anggota DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta Fraksi PDI Perjuangan, H Koeswanto memaparkan, bahwa Pancasila harus dimasukan dalam setiap aspek kehidupan termasuk di ruang digital.

Dia mengharapkan apapun identitas agama yang dimiliki, harus memiliki nilai-nilai kebangsaan dan unsur ke Indonesiaan.

Kemudian dalam mendukung gelora cita-cita kemerdekaan di ruang digital, dia menyampaikan bahwa anggota DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta selalu mendorong kegiatan-kegiatan yang bersifat positif, melalui pemberdayaan masyarakat melalui media digital.

Baca juga: Masyarakat Digital Harus Manfaatkan Medsos untuk Tanamkan Nilai Pancasila

Salah satunya, ialah pelatihan bisnis online untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan terutama di daerah Yogyakarta.

Ini menjadi penting untuk dibahas, mengingat DIY merupakan daerah termiskin di Jawa.

Tetapi yang menjadi khawatir ialah tingkat harapan yang tinggi. Namun tingkat kemiskinannya juga tertinggi.

“Harapannya program dari Kementerian Kominfo selalu melakukan sosialisasi kebangsaan agar masyarakat Indonesia menjaga persatuan dan kesatuan. Program yang diberikan tidak terbatas pada ruang digital tetapi pada ruang-ruang lainnya termasuk di masyarakat,” ungkapnya dalam webinar.

Dia juga mengatakan, bahwa media digital sangat penting dalam proses pengenalan nilai-nilai kebangsaan dan nusantara.

Hal itu diyakini, karena tidak terbatasnya cakupan ruang digital. Sehingga memudahkan masyarakat maupun pemerintah, agar bersama-sama mempertahankan nilai-nilai Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana, Budhi Widi Astuti juga menambahkan, dalam berselancar di dunia digital, penting juga mengetahui soal literasi digital.

“Untuk memberikan pemahaman baru terkait penggunaan gawai agar setiap orang tidak hanya sebatas pada mengoperasikan gawai,” beber dia.

Tetapi lebih daripada itu, Budhi memberikan pemahaman terkait kerangka kerja literasi digital.

Antara lain kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras.

Selain itu, masyarakat diharapkan mampu membaca, menguraikan dan membiasakan serta membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika pada kehidupan sehari-hari.

Kemudian dilanjutkan dengan etika di ruang digital, agar dapat menyesuaikan diri di ruang digital.

Lalu untuk memenuhi tiga kerangka tersebut, dilengkapi dengan kesadaran untuk mempolakan, serta menganalisis untuk meningkatkan kesadaran tentang perlindungan data pribadi.

“Setiap orang ketika memasuki era digital, secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital. Memiliki tanggung jawab untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya, berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Budhi.

Paham nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di ruang digital. Paham adalah kecakapan/kompetensi yang mengacu pada kemampuan individu untuk mengakses, mengeksplorasi, mengelaborasi, menyeleksi informasi terkait Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Produksi Konten yang berlandaskan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di ruang digital. Produksi adalah adalah kecakapan/kompetensi yang mengacu pada kemampuan individu, untuk merancang dan menciptakan konten dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya di ruang digital.

Distribusi Konten yang Berlandaskan Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di ruang digital, Kecakapan/kompetensi yang mengacu pada kemampuan individu untuk menyebarluaskan konten yang mengandung nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dampak rendahnya pemahaman atas nilai pancasila dan bhinneka tunggal ika, yaitu tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik.

Tidak mampu membedakan keterbukaan informasi publik dengan pelanggaran privasi di ruang digital, tidak mampu membedakan misinformasi, disinformasi dan malinformasi.

“Melandasi diri ketika produksi dan distribusi konten digital, berpartisipasi dan berkolaborasi dengan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika akan mengarahkan kita pada aktivitas digital yang pancasilais, cirinya adalah Toleransi keberagaman, Bersikap demokratis, Mengutamakan Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan, dan Gotong-royong,” tegasnya.

Menambahkan, Anggota Komisi I DPR, H. Mohammad Idham Samawi mengatakan, bangsa dan negara Indonesia dibangun dari banyak perbedaan, lebih dari 700 suku dan bahasa daerah dan 5 agama.

Dia meyakini bahwa hanya Pancasila, yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa dan agama.

“Pancasila berperan penting dalam menjaga kesatuan bangsa Indonesia beserta seluruh sumber daya alamnya dari tangan asing,” ungkap dia.

Pergerakan media pada saat ini, sudah beralih ke media sosial dan ruang digital. Di mana, lanjut dia, sudah tidak ada lagi batasan ruang dan waktu.

Apalagi, ruang digital bisa menimbulkan ancaman-ancaman yang bisa memecah belah bangsa yang terserbar secara terstruktur, sistematis dan masif.

“Maka dari itu kita harus melawan dengan cara yang sama misalnya dengan webminar-webminar seperti pada acara ini. Kita harus menerapkan nilai-nilai Pancasila di setiap silanya dalam kehidupan kita sehari-hari, dimulai dari hal-hal terkecil kita termasuk di ruang digital,” tegas Idham.

Sementara itu, Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, pesatnya perkembangan teknologi yang semakin maju, dengan adanya pandemi Covid-19 telah mendorong kita untuk berinteraksi dan melakukan berbagai aktivitas melalui platform digital.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah, yang semakin mempertegas, bahwa kita berada di era percepatan trasnformasi digital.

Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang baik, dari masyarakat dengan pemerintah agar masyarakat tidak tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital. (ran)

Editor: Rany