25 radar bogor

Melalui Program YRC 2023, Ekotifa Cetak Pelajar Unggul Yang Berkarakter Riset, Inovatif dan Solutif

BOGOR-RADAR BOGOR, Sebanyak 223 siswa kelas II SMA Plus YPHB Kota Bogor mengikuti Youth Research Camp (YRC) di kawasan Dieng, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Program tersebut digagas oleh salah satu perusahaan konsultan jasa berbasis sosial Ekowisata Kreatif Indonesia (Ekotifa) yang bergerak di bidang wisata.

Dalam program kerja sama Ekotifa dengan SMA Plus YPHB Kota Bogor tersebut, para siswa yang terbagi ke dalam 44 kelompok itu melakukan riset di kawasan Dieng.

Dari jumlah yang telah dikurasi ada sebanyak 8 kelompok, kini mereka tengah diuji oleh para penguji dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta akademisi di Aula YPHB pada Sabtu (25/02/2023) siang.

Co-Founder ekotifa, Afro Indayana mengatakan, YRC adalah sebuah program edukasi berbasis wisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung program SDG’S 4 yaitu berkaitan dengan Pendidikan Berkualitas.

“Program ini diselenggarkan melalui hasil kerjasama Ekotifa dan SMA YPHB Bogor untuk menerapkan konsep learning by research and traveling dan pendidikan berbasis project (Project based learning),” ujar Afro.

Afro yang juga penggagas program Bike Heritage ini menuturkan, program YRC ini juga untuk dapat diimplementasikan dari beberapa kurikulum.

Di antaranya, kurikulum abad21 mengenai 4C (critical thinking, Creativity, Communication, Collaboration), kurikulum HOTS (High Order Thinking Skills) yang terdiri dari Analyzing, Evaluating, creating dan Pendidikan berkarakter serta literasi.

“Program ini bertujuan untuk memicu dan memacu peserta agar dapat memiliki aktifitas kontruktif ketika liburan, dengan aktifitas riset di suatu kawasan, dengan luaran Project Research berbasis solusi aplikatif,” ungkapnya.

Masih dikatakan Afro, peserta YRC tersebut didampingi oleh tutor dari berbagai latar belakang pendidikan perguruan tinggi dengan profil luar biasa.

Kali ini, Ekotifa berhasil memicu dan memacu peserta YRC 2023 memiliki luaran yang solutif dan aplikatif yang terdiri dari 26 project riset IPA dan 18 project riset IPS.

“Yang kemudian akan ditentukan 4 project terbaik dari IPA dan IPS, yang nantinya akan diuji oleh Bapak Dr. Sukma Surya Kusumah, S.Hut, M.Si selaku Peneliti Ahli Utama, Bidang kepakaran Komposit lignoselulosa dan Bio-adhesive, Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk BRIN dan juga Ibu Anggun Pesona, S.Psi., M.M Selaku Dosen Manajemen dan Kewirausahaan PPM School of Management, Co-Founder Yayasan Terminal Hujan dan Expert Associate di Platform Usaha Sosial,” ujarnya.

Setelah pengujian oleh para ahli tersebut diharapkan peserta telah memiliki karakter riset yang solutif dan aplikatif, sehingga dapat berkontribusi nyata untuk sekitarnya.

Dilokasi yang sama, Kepala Sekolah SMA Plus YPHB Kota Bogor, Joko Pitoyo mengatakan, YRC merupakan program unggulan yang sudah menjadi rutinitas SMA Plus YPHB Kota Bogor dengan menggandeng Ekotifa.

“Program ini sesuai dengan visi SMA Plus YPHB menghadapi era global, anak-anak harus berpikir kritis untuk menemukan sesuatu yang bisa diinovasi untuk kebutuhan masyarakat sekitar Bogor,” katanya.

Joko mengutarakan, proyek riset ini tentunya harus ada tindak lanjutnya. Sehingga inovasi dari para siswa ini dapat memberikan kontribusi untuk kepentingan masyarakat.

“Tindak lanjut produknya harus kita diciptakan produk untuk kepentingan masyarakat Bogor atau tempat risetnya di Dieng,” harapnya.

Sementara, peneliti BRIN, Dr. Sukma Surya Kusumah, S.Hut, M.Si mengapresiasi atas diselenggarakannya YRC.

Menurutnya, program ini dapat mentrigger pelajar SMA dari sejak dini sudah diterapkan rasa keingintahuan dan hal tersebut modal untuk menjadi peneliti yang handal.

“Jadi mulai dari berpikir logis, kritis dan pentingnya penelitian untuk menyelesaikan masalah yang ada di lapangan sudah terpikirkan sejak dini. Jadi tidak ada kata terlambat, mudah-mudahan Indonesia di tahun 2045 bisa memperoleh generasi emas dengan program seperti ini,” ucap Sukma. (*/ran)

 

Editor: Rany