25 radar bogor

Sekjen PDIP: Publik Jangan salah Tafsir soal Pernyataan Megawati

Sekjen PDIP: Publik Jangan salah Tafsir soal Pernyataan Megawati

YOGYAKARTA – RADAR BOGOR, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dikabarkan dilaporkan oleh Koalisi Pegiat HAM Jogjakarta ke Komnas Perempuan terkait pidatonya yang mempertanyakan ibu-ibu suka ikut pengajian sehingga menelantarkan anak. Megawati dilaporkan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Merespons ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto meminta publik tidak salah menafsirkan pernyataan Megawati Soekarnoputri. Menurut Hasto, Megawati berniat baik agar ibu-ibu bisa mementingkan anak-anaknya.

“Harus dilihat secara menyeluruh pidato ibu ketua umum. Ibu Megawati di dalam sambutan tersebut, kan temanya tentang stunting, temanya bagaimana keterlibatan ibu-ibu dalam pendidikan anak untuk bersiap-siap menghadapi bencana, tentang pendidikan anak, tentang gizinya, tentang pendidikan anak yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya melalui basis keluarga untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan, basisnya keluarga. Bukan pada masalah pengajian,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/2).

Hasto mengungkapkan, Megawati pun sejatinya kerap kali ikut pengajian. Namun, Presiden RI kelima itu hanya mengingatkan kaum ibu untuk senantiasa mementingkan pendidikan dan kualitas kehidupan anak.

“Itu suatu hal yang penting dikatakan dalam sambutan Ibu. Maka Ibu mengatakan saya pun ikut pengajian, sehingga hendaknya mereka melihat secara komprehensif terhadap apa yang disampaikan Ibu Megawati Soekarnoputri,” tegas Hasto.

Politikus asal Jogjakarta ini tak memungkiri, perhatian kaum ibu terhadap stunting masih kurang. Sebab, pemerintah menyatakan terdapat 22 persen anak Indonesia yang mengalami stunting.

“Masih 22 persen yang terkena stunting dari 100 persen anak Indonesia. 22 (persen) ini bukan persoalan tubuh pendek. Ini persoalan pemikirannya, persoalan kecerdasannya. Ini mengancam masa depan 24 tahun yang akan datang. Ini yang seharusnya kita lihat,” pungkas Hasto. (JPG)

Editor : Yosep / Dikara PKL