25 radar bogor

Pemuda Ini Bangun Peternakan Puyuh di Kota Bogor Cuma Bermodalkan Kuota

Farhan Muhammad (26) membangun peternakan burung puyuh beromzet jutaan rupiah di Kelurahan Cikaret, Bogor Selatan.

BOGOR-RADAR BOGOR, Lima tahun bekerja di Samsung sebagai trainer hingga memiliki 400 anak buah, tidak membuat Farhan Muhammad (26) ragu memulai perjalanan baru di hidupnya.

Ia mengundurkan diri lalu banting stir membangun peternakan burung puyuh beromzet jutaan rupiah. Itu dilakukannya tanpa latar pendidikan peternakan, hanya bermodal kuota.


Usai menyelesaikan studinya di SMK Ranti Mula Farhan memulai perjalanan kariernya di perusahaan elektronik ternama asal Korea, Samsung. Tahun demi tahun dilewati, posisinya semakin meningkat dan nyaman. Berbagai kota juga pernah dijajakinya selama lima tahun bekerja di perusahaan itu.

Pencapaian itu ternyata tidak membuat dia berpuas diri. Farhan tertantang memulai perjalanan baru di hidupnya, ia mengundurkan diri dari perusahaan itu dan mencoba membangun sebuah usaha bersama sang kakak, Muhammad Safiq.

Setelah melakukan riset dan berselancar di dunia maya, Farhan menemukan sebuah peluang emas yakni beternak burung puyuh.

“Jumlah puyuh di Indonesia ternyata hanya 7 juta, sedangkan permintaannya sangat banyak. Begitu juga dengan Bogor. Kebutuhan telur puyuh sangat tinggi namun pelaku usahanya sangat sedikit, bahkan dipasok dari luar Bogor,” terang dia.

Fakta itu akhirnya mendorongnya berani untuk memulai beternak burung puyuh. Meski bukan datang dari latar pendidikan di bidang peternakan, Farhan tidak patah arang.

Ia pelajari semua ilmu yang dibutuhkan lewat internet. Mulai dari pembuatan kandang, perawatan puyuh, pakan, sistem air minum, hingga ke bagian-bagian mendetail dipelajarinya secara autodidak.

“Semua dipelajari lewat internet. Betul-betul the power of internet. Saya rajin membaca penelitian dan thesis-thesis soal puyuh. Memang tidak sekaligus, tapi sembari berjalan,” tutur pria lulusan SMK Ranti Mula itu.

Usaha peternakan yang diberi nama Amana Farm itu dimulainya pada September 2022. Farhan membangun sendiri kandang-kandang puyuh hasil rancangan kakaknya. Ia bangun usaha itu di sebuah lahan bekas kolam ikan, bekerja sama dengan MinaB Agribisnis. Di awal perjalanannya ia memelihara 1000 ekor burung puyuh.

“Saat itu sempat mati ratusan, akhirnya belajar lagi dan menemukan solusinya. Minum dan pakan itu harus selalu tersedia, puyuh juga tidak suka dengan suara bising karena itu membuat mereka stres dan berpengaruh pada jumlah telur yang dihasilkan,” terangnya.

Kini Farhan memiliki 10 kandang puyuh, 4 kandang untuk pembesaran, dan 6 kandang untuk petelurnya di Kelurahan Cikaret, Bogor  Selatan. Dalam sehari puyuh-puyuhnya dapat menghasilkan 700-800 butir telur atau sekira 10 kilogram.

Telur hasil peternakannya itu sudah dipasarkan ke sejumlah wilayah di Kota dan Kabupaten Bogor dengan harga Rp33 ribu perkilo. Dalam satu bulan, Farhan dapat mengantongi omzet mencapai Rp9 juta.

“Permintaannya memang sangat banyak bisa 30-40 kilo sehari. Makanya saya sedang berusaha untuk menambah kapasitas dan hasil produksi,” ucapnya.

Avatar


Ke depan, dirinya akan menambah jumlah kandang dan membuat inovasi yakni menghasilkan pupuk dari kotoran ternaknya.

Diakui Farhan, pekerjaan barunya saat ini dijalani dengan lebih enak. Lingkungan baru itu membuat dia merasa lebih segar. “Namanya usaha penghasilan mungkin tidak menentu. Tapi menjalaninya enak, melakukan hal yang saya suka,” katanya. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto