25 radar bogor

Cerita Pilu Korban Tabrak Lari yang Dirawat di RSUD Kota Bogor, Gratis Biaya Berobat 

Tabrak Lari
Sumiyati (41), korban tabrak lari yang dirawat RSUD Kota Bogor.

BOGOR-RADAR BOGOR, Sudah jatuh tertimpa tangga. Pepatah itu pas untuk menggambarkan nasib yang dialami korban kecelakaan tabrak lari, seorang pedagang kopi keliling di Bogor, Sumiyati (41).

Wanita paruh baya yang tinggal sebatang kara di Kota Bogor itu, mengalami peristiwa tragis tabrak lari di Alun-alun Kota Bogor. Sumiyati tertabrak kendaraan roda dua saat sedang asik berbincang dengan teman lelaki yang baru dikenalnya beberapa hari lalu, di Jalan Dewi Sartika, pada Senin (13/2/2023) malam.

Sumiyati terpental sejauh dua meter. Bagian kakinya yang tertabrak membuat kepalanya mendarat terlebih dahulu hingga mencium aspal. Sementara, pengendara roda dua yang menabraknya melarikan diri.

Avatar

Baca Juga:

Lokasi SIM Keliling Berubah, Tiap Selasa Sekarang di Mitra 10 Sholis

Dalam keadaan tak sadarkan diri, Sumiyati dilarikan oleh teman pria-nya ke IGD RSUD Kota Bogor. Nahasnya, usai mengantar Sumiyati, pria tersebut justru membawa kabur tas milik wanita kelahiran Kebumen itu. “Tas saya dibawa kabur. Isinya HP dan uang setoran hasil jualan kopi,” terang Sumiyati.

Seketika Sumiyati menitihkan air mata, tubuhnya seakan mengatakan bila dirinya tak lagi betah berbaring di Rumah Sakit (RS). Bukan karena kondisinya yang sudah pulih total. Namun karena ke khawatirannya akan beban biaya pengobatan yang harus dibayarnya.

“Pak saya mau pulang saja. Bagaimana ya pak, saya tidak punya uang untuk membayar berobat di sini (RSUD Kota Bogor). Saya tidak punya keluarga pak di Bogor,” kata Sumiyati seraya meneteskan air mata.

Kondisi Sumiyati yang memilukan, rupanya sampai ke telinga jajaran manajemen RSUD Kota Bogor. Korban tabrak lari ini, digratiskan biaya perawatan hingga pengobatan. Dirinya diperkenankan pulang setelah kondisinya pulih.

Terpisah, Kepala Seksi Rawat Jalan RSUD Kota Bogor, dr. Yuyung Susanti mengatakan, pelayanan pasien miskin memang sudah menjadi bagian dari program pemerintah, baik pusat maupun daerah.

“Dimana keadilian pelayanan kesehatan harus diwujudkan. Jangan ada diskriminasi antara si kaya dan si miskin. Semua pasien harus dilayani sepenuh hati dan profesional,” tegasnya.

Sumiyati pun, mengaku merasa tenang usai mendapati kabar bila dirinya dibebas biayakan RS. Ia merasa bersyukur masih ada RS yang menjalankan prinsip keadilan dalam pelayanan kesehatan.

“Terima kasih karena saya sudah dirawat secara gratis hingga pulih. Diberi obat secara cuma-cuma. Diberi makan, bahkan saya diberi uang. Semoga Allah membalas kebaikan,” ucapnya.

RSUD Kota Bogor pun mengantarkan Sumiyati ke Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bogor untuk mendapatkan tindak lanjut. (ded)

Reporter : Dede Supriadi
Editor : Yosep